Senin, 19 Juni 2017

PTK:MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA VISUAL

PTK:MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA VISUAL

Cuma 350ribu sampai-500ribu. 


Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
     

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan yang diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. IPS memuat tentang ilmu ilmu sosial yang pada hakekatnya menganjarkan anak didik agar memiliki rasa sosial tinggi dalam kehidupannya. Melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat mengetahui keragaman bangsanya, keragaman budayanya, sejarah bangsanya serta keadaan alamnya. Pembelajaran IPS dirancang untuk membimbing dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang terus menerus. Hal ini merupakan tantangan yang sangat berat mengingat masyarakat secara global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu diperlukan suatu pengetahuan yang dapat menunjang pengembangan kreatifitas guru dalam mengajar. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan guru ditujukan untuk menghindari permasalahan yang muncul dari diri siswa selama mengikuti pembelajaran IPS, karena melalui pembelajaran IPS ini diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan sikap yang rasional tentang gejala- gejala sosial serta perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia, baik di masa lampau dan masa kini maupun masa yang akan datang.
Dalam pembelajaran IPS guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh antusias bagi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran IPS yang menyenangkan guru harus didukung oleh alat belajar yang menarik minat belajar sehingga siswa tidak merasa bosan selama mengikuti pembelajaran, sebagaimana dikemukakan oleh Samlawi Fakih (1992) bahwa mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang membosankan, oleh karena itu diperlukan media yang dapat menarik minat siswa untuk belajar.
Menyinggung tentang media pembelajaran kita harus menggunakan media pembelajaran tersebut dengan benar dan tepat untuk menunjang proses belajar mengajar yang dilaksanakan, dalam hal ini media yang tepat dapat merangsang siswa untuk lebih mengerti dan memahami materi yang diajarkan. Menurut Gagne (dalam Amidun Rasyad dan Darhim, 1996 – 1997:97) “media adalah jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar“. Belajar bukan saja melulu penerapan teori semata dan pembelajaran di ruang kelas, tetapi lebih dari itu belajar merupakan cara yang kompleks untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebuah bangsa. Oleh sebab itu, ketepatan memilih media pembelajaran merupakan faktor pendukung dalam sukses tidaknya guru mendidik murid menjadi generasi yang dapat diandalkan dan dibanggakan kelak. Oleh karena itu guru harus menggunakan media pembelajaran yang tidak saja membuat porses pembelajaran menjadi menarik, tetapi juga memberikan ruang bagi murid untuk berkreasi dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran. Sehingga aspek kognitif ,afektif dan psikomotorik murid pun dapat berkembang maksimal secara bersamaan tanpa mengalami pendistorsian salah satunya. Kenyataan apa yang menjadi harapan dan tujuan di atas belum sepenuhnya terpenuhi. Namun usaha ke arah itu senantiasa dilakukan oleh seluruh elemen pendidikan Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran akan menarik minat belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPS.
Dengan media yang menarik materi pelajaran akan mudah diserap oleh siswa, karena dengan menggunakan media dapat mempermudah pemahaman belajar anak dalam pencapaian tujuan pengajaran. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 1 Bayan, pembelajaran IPS belum sesuai diharapkan. Hal ini disebabkan oleh: 1). Kurangnya keterampilan guru dalam memilih media yang tepat dalam pembelajaran, 2). Kurangnya keterampilan guru untuk memanfaatkan media.
3). Minat belajar siswa kurang atau belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Untuk itu diperlukan alat atau media yang dapat menarik minat siswa.
Materi tentang tindakan ekonomi dan motif ekonomi adalah salah satu materi pada pelajaran IPS kelas VII semester 1, tetapi ternyata guru dalam melaksanakan pembelajaran kebanyakan masih bersifat konvensional, artinya guru masih mendominasi jalannya pembelajaran dan belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal sehingga pembelajaran yang dilakukan cenderung kurang menarik siswa. Selain itu guru belum sepenuhnya memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kebanyakan masih menggunakan alat peraga lembar kerja yang dibeli dari penerbit yang belum sesuai dengan kebutuhan siswa.. Untuk mengatasi hal itu perlu diadakan uji coba menggunakan media pembelajaran yang murah dan sederhana yang mudah dipahami siswa yaitu melalui media visual
Media pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah media yang digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPS terutama pada materi tentang tindakan ekonomi dan motif ekonomi. Adapun media tersebut adalah media visual. Harapan selanjutnya adalah ingin memperbaiki proses pembelajaran dengan memanfaatkan penggunaan alat peraga dan media visual yang murah meriah, mudah didapat . Diharapkan dengan menggunakan media visual lebih mewarnai proses pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna, materi mudah dipamai siswa, bergairah serta bernuansa PAKEM (Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Disisi lain siswa pun akhirnya akan lebih akrab dan lebih berminat belajar IPS. Dan prestasi belajar siswa meningkat. Berdasarkan uraian di atas maka penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas mengenai ”Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Media Visual pada Materi Tindakan Ekonomi dan Motif Ekonomi Mata Pelajaran IPS Kelas VII.2 SMP Negeri 1 Bayan Kabupaten Lombok Utara”.
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a) Kurangnya keterampilan guru dalam memilih media yang tepat dalam pembelajaran
b) Guru belum memanfaatkan ataupun menggunakan media visual
c) Minat belajar siswa kurang atau belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. PerumusanMasalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah penggunaan media visual dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VII.2 khususnya materi Tindakan Ekonomi dan Motif Ekonomi pada mata pelajaran IPS SMP Negeri 1 Bayan”.
C. Pemecahan Masalah
Dalam upaya memecahkan permasalahan tentang rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS, proses pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan media visual.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru ( peneliti ) melalui penggunaan media visual sehingga proses pembelajaran akan lebih baik.
2. Untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran.IPS dengan menggunakan media visual
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Untuk Sekolah:
Sebagai bahan masukan agar dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi dalam memperbaiki dan meningkatkan kreatifitas pembelajaran IPS melalui media gambar.
2. Untuk Guru :
Sebagai bahan masukan untuk mendapatkan pengetahuan dan teori baru tentang meningkatkan minat belajar siswa melalui media visual mata pelajaran IPS kelas VIIA SMP Negeri 1 Bayan, khususnya materi tindakan ekonomi dan motif ekonomi.
3. Untuk Siswa:
Dapat meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran IPS pada siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1 Bayan baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, serta keaktifan dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran.
4. Bagi peneliti:
Penelitian akan menambah pengalaman dan wawasan dalam menentukan cara yang dilakukan dalam kegiatan belajar IPS agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat
Minat adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Dengan minat orang akan berusaha mencapai tujuannya. Oleh karena itu minat dikatakan sebagai salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan.
Ada dua aspek yang dikandung oleh minat antara lain aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif mengandung pengertian bahwa minat selalu didahului oleh pengetahuan, pengetahuan, pemahaman dan konsep yang diperoleh dan dikembangkan dan pengalaman atau hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek afektif menunjukkan pada derajat emosional yang dinyatakan dalam bentuk proses menilai untuk menentukan kegiatan yang disenangi. Jadi, suatu aktivitas bila disertai dengan minat individu yang kuat, maka ia akan mencurahkan perhatiannya dengan baik terhadap aktivitas tersebut. Aspek minat manusia dalam mengikuti pembelajaran IPS sangat kuat, maka akan merupakan dasar pula untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yang dapat memenuhi keinginan siswa untuk belajar disertai perhatian yang besar.
Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahwa minat untuk mempelajari IPS merupakan faktor intern yang mendorong dan mempengaruhi tingkah laku seseorang untuk merasa tertarik dan menunjukkan perhatian terhadap proses pembelajaran IPS.
B. Belajar
Sardiman (2004:2) mengatakan belajar adalah usaha mengubah tingkah laku. Arthur J. Gates dalam Fudyartanto (2002:150) menjelaskan bahawa belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan, selanjutnya Hamalik (1994:36) belajar adalah modifikasi atau mempengaruhi kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini belajar adalah merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan saja mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami.Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perbaikan kelakuan.
C. Minat Belajar
Minat belajar siswa adalah model bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar dalam usaha mencapai perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksudkan adalah dari perilaku tidak tahu menjadi tahu dan dari perilaku tidak mengetahui menjadi perilaku mengetahui.
Minat pada umumnya sudah terdapat dalam diri seseorang. Akan tetapi biasanya minat juga dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang berasal dari luar atau yang sering disebut motivasi atau dorongan. Jika minat yang terdapat dalam diri seseorang sudah cukup kuat, maka dorongan yang berasal dari luar relatif kurang diperlukan. Tetapi sebaliknya, jika seseorang kurang memiliki minat, maka diperlukan dorongan dari luar atau motivasi ekstrinsik yang relatif kuat.
D. Media
Media secara khusus diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaksud sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Media merupakan wahana penyuluh informasi belajar atau penyalur pesan berupa materi ajar oleh guru kepada siswa menjadi lebih dengan pembelajaran yang dilakukan. Media sengaja dilakukan dengan leluasa, akalanya kita harus membuat sendiri.
Menurut Rahadi Aristi ( 2004:7) “ Media umumnya adalah segala sesuatu yuang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat popular dalam bidang komunikasi, proses belajar mengajara pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media dalam pembelajaran disebut sebagai media pembelajaran.
E. Media Visual /Gambar
Media gambar termasuk ke dalam media visual. Sama dengan media lain, yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dan penerima sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Supaya proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar. Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas penyajian ide, menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Media visual/ gambar berbentuk dua dimensi karena hanya memiliki ukuran panjang dan lebar. Yang termasuk media ganbar adalah gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, kartun, komik, poster, peta dan lain-lain. Media gambar telah sesuai dengan kemajuan teknologi seperti gambar fotografi. Gambar fotografi bisa diperoleh dari berbagai sumber.gambar yang diperoleh dari berbagai sumber dapat dipergunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar pada tiap jenjang pendidikan dan berbagai displin ilmu (Sudjana 2000: 78).
1. Kelebihan Media visual/Gambar
a) Sifatnya konkret, gambar lebih realitis menunjukkan masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau tidak kita bisa lihat seperti apa adanya. Gambar amat berguna dalam hal ini.
c) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d) Gambar dapat mamperjelas suatu masalah.
e) Siswa mudah memahaminya.
f) Bisa menampilkan gambar, grafik, atau diagram
g) Bisa dipergunakan di dalam kelas, di rumah maupun dalam perjalanan dalam kendaraan.
h) Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang.
i) Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik.
2. Kelemahan Media visual/Gambar
a) Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.
b) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
c) Ukuranya sangat terbatas untuk kelompok besar.
d) (Gambar suilit di cari karena sejarah mempelajari masa lalu, dan kejadian masa lalu sulit untuk diabadikan.
e) Tidak semua kejadian masa lalu dapat dibuat gambarnya
3. Pengertian Media Pembelajaran visual/Gambar
Media grafis termasuk kedalam media visual sama dengan media lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dan penerima sumber kepenerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Supaya proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar. Secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, mmperjelas sajian ide, menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Pembuatan media grafis sederhana dan mudah jika ditinjau dari segi biaya juga relatif murah. Banyak sekali jenis media gambar. Media gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimenggerti dan dipahami dimana-mana.
Media pembelajaran gambar mempunyai beberapa kelebihan (Sadiman,2003: 29-31) yaitu, sifatnya konkrit, gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, dapat memperjelas suatu masalah, gambar juga dapat digunakan tanpa memerlukan alat khusus.
Namun selain itu gambar mempunyai beberapa kelemahan yaitu hanya menekankan persepsi indera mata, gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Ada beberapa syarat harus dipenuhi supaya gambar itu baik sebagai media pendidikan setidaknya gambar itu akan cocok dengan tujuan pendidikan. Gambar tersebut harus otentik, sederhana dan ukuran relative serta gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar hendaknya harus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Sadiman, 2003: 29-31).
Dalam upaya untuk pembelajaran atau membelajarkan siswa, peranan dan fungsi media pembelajaran ialah sebagai media komunikasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses skomunikasi yaitu proses penyampain pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan.
Sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan disampaikan adalah isi atau ajaran didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa orang lain atau penulis buku dan produser media, salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya yaitu siswa atau juga guru.
Di dalam pembelajaran sebagai proses komunikasi terdapat kendala-kendala atau gangguan yang mempengaruhinya yang disebut noise. Gangguan-gangguan ini dapat berupa hambatan psikologis seperti: kurangnya minat, rendahnya intelegensi, kualitas seperti: kelelahan, keterbatasan daya indera dan hambatan kultural seperti: kebiasaan serta hambatan yang berasal dari lingkungan. Perbedaan gaya mengajar , minat, intelegensi, keterbatasn daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu dengan pemanfaatan media pendidikan.
Media sebagai salah satu sumber belajar yang dapat membantu guru dan siswa dalam mengatasi hambata-hambatan yang ada. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala jenis sarana yang dapat di indera yang digunakan dalam proses belajar-mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran (Sadiman dkk, 2003: 12-13).
Dengan demikian media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses belajar-mengajar dan bertumpu pada tujuan, materi, pendekatan, metode dan evaluasi pembelajaran ada dua unsur yang terkandung dalam media pembelajaran yaitu: (1) pesan atau bahan pembelajaran yang akan disampaikan, dengan istilah lain yang disebut perangkat lunak (sofware) dan (2) perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar.
Dengan penggunaan media guru dan siswa diharapkan dapat berkomunikasi lebih baik, mantap dan kelas menjadi hidup. Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya dengan baik dan meningkatkan performan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Macam-macam media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dikelompokan sebagai berikut:
1) Bahan publikasi: koran, majalah, buku.
2) Bahan bergambar: gambar, bagan, peta, poster, foto, lukisan, grafik, dan diagram.
3) Bahan pameran: buletin board, papan flanel, papan magnet, papan demonstrasi.
4) Bahan proyeksi: film-film strip, slide trnsparan, OHP.
5) Bahan rekaman audio: tape kaset, VCD.
6) Bahan produksi: kamera, tape recorder.
7) Bahan siaran: pogaram radio, program televisi.
8) Bahan pandan dengar (audio visual) : TV, film bersuara, slaide bersuara.
9) Bahan medel atau benda tiruan, selain masih ada lagi media yang kita kenal antara lain: pertunjukan wayang kulit dan wayang boneka.
4. Pemanfaatan Media visual/Gambar Dalam Pembelajaran IPS
Pemanfaatan media gambar sejarah diperlukan strategi yang tepat, hal ini dimaksudkan agar pelajaran tidak terjebak pada sifat monoton dan siswa tidak hanya menonton. Pembelajaran sejarah dengan diawali media gambar akan membawa suasana belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan atau menuliskan sejarah yang disajikan dalam gambar.
F. Prosedur Penggunaan Media Pembelajaran
Telah diuraikan sebelumnya bahwa pembelajaran seharusnya dipilih secara sistematis, agar dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Ada tiga hal pokok dalam prosedur penggunaan media yang perlu diketahui yaitu sebagai berikut :
1. Persiapan
Langkah ini dilakukan sebelum menggunakan media. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan media dapat dipersiapkan dengan baik, yaitu buku pelajaran, buku petunjuk atau bahan penunjang lainya. Kemudian diikuti petunjuk didalamnya, siapkan pelajaran yang diperlukan untuk menggunakan media yang dimaksud, tetapkan apakah media tersebut digunakan secara individual atau kelompok, yakni bahwa semua peserta dapat melihat, mendengar pesan- pesan pengajaran yang baik.
2. Pelaksanaan
Satu hal yang perlu diperhatikan selama menggunakan media pengajaran yaitu, hindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu ketenangan, perhatian dan konsentrasi peserta.
3. Tindak lanjut
Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman peserta didik terhadap pokok- pokok materi atau pesan pengajaran yang hendak disampaikan melalui media tersebut, selanjutnya pada beberapa media dilengkapi dengan evaluasi maka langkah ini dimaksud pula untuk melihat tercapai atau tidaknya tujuan yang ditetapkan, karena tindak lanjut ini ditandai dengan kegiatan diskusi, tes, percobaan, observasi, latihan, remediasi dan pengayaan. Dengan media, kesulitan tersebut bisa diatasi dengan cara: Memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, pemanfaatan media pengajaran bisa meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan gairah siswa dalam kegiatan pembelajaran. Mengapa media mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan gairah siswa dalam kegiatan pembelajaran? Nana (2007), mengemukakan media dapat meningkatkan gairah belajar siswa
a) Kegiatan pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan minat siswa
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas dan bermakna sehingga lebih mudah dipahami siswa dan memungkinkan siswa untuk menguasai tujuan pembelajaran yang lebih baik
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, bukan hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata- kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kecakepan dalam mengajar.
d) Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktifitas lainnya seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
e) Taraf berfikir siswa akan meningkat sesuai dengan tahap perkembangan kognitif, yang dimulai dari berfikir kongkret menuju ke abstrak, di mulai dari taraf berfikir sederhana menuju berfikir kompleks. Misalnya penggunaan peta dan globe dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada dasarnya merupakan penyederhaan dan pengkongkretan dari konsep geografi, sehingga bumi ini dapat dipelajari dengan wujud yang jelas.
Selanjutnya Nan mengemukakan bahwa beberapa hasil penelitian juga menyimpulkan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan media pembelajaran. Hasil penelitian tersebut menyarankan pentingnya penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
G. Karakteristik Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki jenis- jenis dan beraneka macamnya. Untuk mengefektifkan pemanfaatan media, perlu diusahakan klasifikasi dan pengelompokan berdasarkan maksud dan tujuannya.
Karakteristik juga dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan maupun penciuman. Karakteristik media, menurut Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Karakteristik atau ciri- ciri media pembelajaran merupakan salah satu dasar dalam menentukan strategi pembelajaran.
H. Jenis- Jenis Media Pembelajaran
Pengelompokan berbagai jenis media dilihat dari segi perkembangan teknologi, menurut Seels & Glasgow (1990) dibagi ke dalam dua kategori, yaitu media tradisional dan media teknologi mutakhir.
1. Media Tradisional
a) Visual diam yang diprayeksikan : proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides dan film strips
b) Visual yang tak diproyeksikan : gambar, poster, foto, chart, grafik, diagram dan pameran, papan info, papan tempel Audio: rekaman piringan, pita kaset
c) Penyajian multimedia : slide plus suara, multi image
d) Visual dinamis yang diproyeksikan : film, televisi, video
e) Cetak: buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah dan handout
f) Permainan: teka-teki, simulasi, permainan papan
g) Realita: model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka)
2. Media teknologi Mutakhir
a) Media berbasis telekomunikasi: telekonferen, kuliah jarak jauh
b) Media berbasis mikroprosesor: computer assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hypermedia dan compact (video) disc.
I. Kriteria- Pemilihan Media Pembelajaran
Pengembangan media harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Pemilihan media sebaiknya tidak lepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan.
Menurut Dick dan Carey (1978) ada empat faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih dan menentukan media pembelajaran, yaitu:
a) Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media tidak terdapat pada sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.
b) Ketersediaan dana untuk membeli atau memproduksi sendiri, artinya apabila membeli atau memproduksi sendiri, apakah ada dana, tenaga dan fasilitasnya?.
c) Keluwesan dan kepraktisan serta ketahanan media, artinya media bisa digunakan dimanapun, dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
d) Efektifitas biaya dalam jangkauan waktu.
Ada jenis media yang biaya produksinya mahal, namun pemanfaatannya stabil dalam jangka panjang. Misalnya film bingkai, transparan OHP, media ini lebih tahan lama dalam pemakainannya, bila dibanding brosur yang setiap kali sering merubah materi sehingga biaya pembuatannya lebih mahal.
Selain itu, pertimbangan dalam pemilihan media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan kriteria- kriteria sebagai berikut: (Nana, 2009:4)
1) Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran.
2) Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran
3) Kemudahan dalam memperoleh media
4) Keterampilan guru dalam menggunakannya
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya
6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Dengan kriteria di atas, guru dapat dengan mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugas- tugasnya sebagai pengajar. Pada dasarnya kehadiran media bermaksud untuk mempermudah tugas guru, bukan sebaliknya, karena apabila dipaksakan justru mempersulit tugas guru dalam menyampaikan pesan pada proses pembelajaran.
J. Pengembangan Media Pembelajaran
Dalam merencanakan pengembangan media pembelajaran, seorang guru perlu memperhatikan hal- hal sebagai berikut:
a) Analisis kebutuhan dan karaktersitik siswa adalah kesenjangan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa yang kita inginkan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki siswa sekarang
b) Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran akan memberi arah dan pedoman serta tindakan dalam melakukan aktifitas proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus terencana dengan jelas sehingga bisa menjadi panduan aktifitas dalam mencapainya. Untuk dapat mengembangkan materi pelajaran yang mendukung pencapaian tujuan maka tujuan yang telah dirumuskan harus di analisis lebih lanjut.
c) Materi pembelajaran yang akan disampaikan harus dikembangkan dari tujuan pembelajaran yang telah di analisis sesuai dengan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran perlu direncanakan alat pengukur keberhasilan yang telah direncanakan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
d) Alat pengukur keberhasilan belajar siswa perlu dirancang secara seksama dengan validitas yang telah teruji dan meliputi kemampuan yang komprehensif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Subyek Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bayan Kabupaten Lombok Utara kelas VIIA semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 32 orang terdiri 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan Nopember 2012 sampai dengan pertengahan Januari 2013 waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian dengan jadwal sebagai berikut:
C. Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran IPS. Adapun langkah- langkah yang dilakukan untuk tiap siklus pembelajaran dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Mendiskusikan dengan guru mata pelajaran IPS tentang permasalahan pembelajaran dan tindakan yang direncanakan, serta meminta kesediaan guru mata pelajaran IPS untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan tindakan.
b) Menyusun perangkat pembelajaran berupa rencana pembelajaran yang disetting sebagai PTK, bahan pengajaran yang akan diberikan, menyiapkan media pembelajaran pendukung, bahan tugas untuk siswa, kisi- kisi soal, alat evaluasi serta menyusun alat evaluasi bersama guru mitra.
c) Menyusun lembar kerja sisiwa bersama guru.
d) Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan guru bersama guru mitra.
2. Tahap Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran IPS. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
Pertemuan pertama
Dalam pertemuan ini membahas materi tentang mengenal berbagai macam tindakan ekonomi dengan urutan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “apakah kalian pernah bertindak untuk mengatasi masalah di sekolah” sebagai prasayarat untuk dapat mengikuti pembahasan materi mengenai tindakan ekonomi melalui media gambar,
b) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menayangkan gambar lewat LCD mengenai tindakan ekonomi.
c) Guru menjelaskan rencana kegiatan dan tujuan pembelajaran.
d) Guru memberikan penjelasan mengenai cara menganalisis media gambar
e) Guru memberikan soal latihan berupa lembar kerja siswa yang dapat dikerjakan secara individu.
f) Guru berkeliling mengawasi dan memberi bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti.
g) Setelah cukup diberi waktu 30 menit guru bersama siswa membahas soal latihan dengan cara menunjuk siswa untuk memaparkan di depan kelas, dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil kerjanya.
h) Selesai membahas latihan- latihan soal, guru menanyakan pada siswa soal- soal manakah yang belum dikuasai ataupun yang sudah dikuasai oleh siswa.
i) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
j) Guru memberikan PR kepada siswa untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua
Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut:
a) Guru membahas PR dan menerangkan soal yang dianggap sulit oleh siswa
b) Guru memberikan soal test pada siklus I dengan waktu 50 menit.
c) Guru mengoreksi hasil kerja siswa dan mempersentasikan hasil tes siklus I
3. Tahap Pengamatan (observasi)
Mengingat dalam penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru, maka pada tahap pengamatan (observasi) aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dipantau oleh peneliti dan dibantu oleh salah seorang pengamat dengan menggunakan pedoman lembar observasi aktivitas siswa.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini data- data yang diperoleh dari siklus I dikumpukan untuk dianalisis dan selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh, sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan aktivitas belajar dan minat belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Aktivitas dan minat belajar inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus berikutnya.
Siklus II
1. Tahap perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I baik yang berkaitan dengan sisiwa, guru ataupun perangkat, maka diadakan perencanaan ulang meliputi:
a) Pendekatan, strategi, metode dan media pembelajaran
b) Menciptakan suasana belajar yang lebih melibatkan keaktivan siswa
c) Menyusun struktur pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
d) Pengelolaan kelas
Perencanaan yang lainnya sama sebagaimana pada perencanaan siklus pertama.
2. Tahap Tindakan
Pertemuan ketiga
Dalam pertemuan ini membahas materi mengenai motif ekonomi dengan urutan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
a) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “apa motivasi kalian belajar di sekolah “ sebagai prasarat untuk dapat mengikuti pembahasan materi mengenai motif ekonomi.
b) Guru melaksanakan rencana kegiatan dan tujuan pembelajaran.
c) Guru menjelaskan mengenai pengertian motif ekonomi, dan serta macam- macam motif ekonomi.
d) Guru memberikan soal latihan berupa lembar kerja siswa yang dapat dikerjakan secara individu dengan media gambar.
e) Guru berkeliling mengawasi dan memberi bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti.
f) Setelah cukup diberi waktu 30 menit guru bersama siswa membahas soal latihan dengan cara menunjuk siswa untuk memaparkan di depan kelas, dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil kerjanya.
g) Selesai membahas latihan- latihan soal, guru menanyakan pada siswa soal- soal manakah yang belum dikuasai ataupun yang sudah dikuasai oleh siswa.
h) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
i) Guru memberikan PR kepada siswa untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan keempat
Dalam pertemuan ini membahas materi mengenai simbol- simbol pada peta dengan urutan kegiatan sebagai berikut:
a) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa” apakah siswa masih mengingat motif produsen dalam memproduksi barang” sebagai prasarat untuk melanjutkan materi minggu lalu.
b) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan gambar orang memproduksi barang .
c) Guru menjelaskan rencana kegiatan dan tujuan pembelajaran
d) Menggunakan media gambar guru memberikan penjelasan mengenai macam-macam motif ekonomi, dll
e) Guru memberikan soal latihan siklus II berupa lembar kerja siswa yang dikerjakan secara individu melalui media gambar yang sudah disiapkan.
f) Guru berkeliling mengawasi dan memberi bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti.
g) Setelah cukup diberi waktu 30 menit guru bersama siswa membahas soal latihan dengan cara menunjuk siswa untuk memaparkan di depan kelas, dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil kerjanya.
h) Selesai membahas latihan- latihan soal, guru menanyakan pada siswa soal- soal manakah yang belum dikuasai ataupun yang sudah dikuasai oleh siswa.
i) Guru mengoreksi hasil kerja siswa dan mempersentasikan hasil tes siklus II
j) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
k) Guru memberikan motivasi kepada siwa untuk mengulangi penjelasan mengenai materi mengenai macam-macam motif ekonomi dengan menggunakan media gambar.
3. Tahap Pengamatan (observasi)
Observasi dilakukan sebagaimana pada siklus I, yaitu pada tahap pengamatan (observasi), aktivitas siswa selama proses pembelajaran dipantau langsung oleh peneliti dan dibantu oleh salah seorang pengamat dengan menggunakan pedoman lembar observasi aktivitas siswa.
4. Tahap refleksi
Peneliti menganalisis semua tindakan kelas pada siklus II, sebagaimana yang dilakukan pada siklus I. selanjutnya peneliti melakukan refleksi. Apakah dengan media yang digunakan dalam penelitian ini akan meningkatkan minat belajar siswa.
D. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang didapat adalah data kuantitatif dan kualitatif. Yaitu sebagai berikut:
1. Data minat siswa diambil dengan cara pemberian angket kepada siswa setelah selesai tiap siklus
2. Data aktivitas belajar siswa dan pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari hasil pengamatan kolaborator selama pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan menggunakan instrument observasi kegiatan guru dan siswa pada saat KBM
3. Data hasil belajar diambil dengan cara memberikan tes kepada siswa setelah selesai tindakan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar