Rabu, 21 Juni 2017

Contoh PTK SD Mata Pelajaran IPA Kelas 1

Contoh PTK SD Mata Pelajaran IPA Kelas 1 

Cuma 350ribu sampai-500ribu. 


Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)


Baca juga

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Cuma 350ribu sampai-500ribu. 


Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)

 

A.      Deskripsi Awal Pembelajaran
Pada awal pembelajaran bahasa Indonesia materi “menyebutkan isi dongeng”, dari 27 siswa hanya 4 orang siswa yang sudah bisa mendongengkan kembali dongeng yang telah diceritakan guru di depan kelas kepada teman sebangkunya. Hal ini disebabkan karena dongeng yang didongengkan oleh guru kurang diminati oleh siswa.
Hasil tes pembelajaran menyebutkan isi dongeng diperoleh data sebagai berikut : nilai tertinggi yang diperoleh siswa 75, nilai terendah 30, dengan nilai rata-rata kelas 54,6 dan tingkat ketuntasan klasikal 14,8%. Berdasarkan hasil tersebut maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I.
B.       Deskripsi per siklus
1.         Siklus I
Peneliti membuat rencana dan melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, Guru mengganti deskripsi benda pada awal pembelajaran dengan benda yang diminati dan disukai oleh siswa, seperti binatang.
Dalam melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti dibantu teman sejawat untuk melakukan observasi/ pengamatan terhadap proses belajar mengajar dan pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer adalah sebagai berikut : Siswa yang mendeskripsikan benda sekitar dengan inisiatif sendiri meningkat dari 12 % menjadi 48 % dari keseluruhan siswa kelas I, Siswa yang mendengarkan pendeskripsian benda sekitar dengan sungguh-sungguh meningkat dari 50 % menjadi 70 % dan siswa yang mendengarkan penndeskripsian benda sekitar dengan sedang berkurang dari 40 % menjadi 30 %, aktivitas siswa dalam belajar mendeskripsikan benda sekitar dengan inisiatif sendiri 40 %, dengan bimbingan guru 40 %, dan yang diam saja/tidak bersuara 20 %.
Hasil Belajar
Sehingga hasil tes pembelajaran mendongeng diperoleh data sebagai berikut : nilai tertinggi yang diperoleh siswa 90, nilai terendah 45, dengan nilai rata-rata kelas 69,6 dan tingkat ketuntasan klasikal 37 %. Berdasarkan hasil tersebut maka perbaikan pembelajaran siklus I dilanjutkan dengan melakukan perbaikan pembelajaran siklus II.
Dari hasil tes perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh nilai :
Nilai (X1)
Tally
Banyak Siswa (F1)
F1X1
45
11
1
45
50
1
0
0
55
11111
3
165
60
11
3
180
65
11111
7
455
70
1111
3
210
75
111
3
225
80
111
3
240
85
1
0
0
90
1
4
360
Jumlah
27
1880
Tabel  1 : Distribusi frekwensi hasil belajar siklus I
Dari tabel distribusi frekwensi di atas diperoleh nilai rata-rata :
  _      
X  = 1915  = 70,9
          27
Dari tabel di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Refleksi Siklus I
Pada siklus I suasana proses pembelajaran terlihat masih kurang aktif, interaksi antara guru dengan siswa sudah terjadi dua arah. Namun demikian pada siklus ini semua siswa memperhatikan deskripsi benda sekitar dengan sungguh-sungguh, namun belum bisa untuk mendongeng sendiri. Dipandang dari sisi guru dalam perbaikan pembelajaran siklus pertama sudah terlihat aktif dan lebih kreatif, mendongeng lepas dari teks dongeng dan berdiri di depan kelas, memotivasi siswa dengan baik. Namun guru masih canggung dalam mendeskripsikan benda sekitar di depan kelas sehingga kelihatan agak kaku.
2.         Siklus II
Peneliti membuat rencana dan melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II, Guru mendongeng dengan berdiri dengan mimik dan intonasi suara dengan gerakan tubuh, serta disertai media berupa boneka binatang yang disesuaikan dengan dongeng yang sedang didongengkan oleh guru serta dipadu dengan metode lebah berdengung.
Dalam melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti dibantu teman sejawat untuk melakukan observasi/pengamatan terhadap proses belajar mengajar dan pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer adalah sebagai berikut : Siswa yang mendongeng tanpa ditunjuk oleh guru/inisiatif sendiri meningkat menjadi 80 % dari keseluruhan siswa kelas I, Siswa yang mendengarkan dongeng dengan sungguh-sungguh 90 % dan sedang 10 %, aktivitas siswa dalam belajar mendongeng dengan inisiatif sendiri 90 %, dengan bimbingan guru 10 %, semua sudah belajar mendongeng.
Hasil Belajar
Sehingga hasil tes pembelajaran mendongeng diperoleh data sebagai berikut : nilai tertinggi yang diperoleh siswa 100, nilai terendah 75, dengan nilai rata-rata kelas 85,5 dan tingkat ketuntasan klasikal 100 %. Berdasarkan hasil tersebut maka perbaikan pembelajaran siklus II dihentikan
Dari hasil tes perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh nilai :
Nilai (X1)
Tally
Banyak Siswa (F1)
F1X1
75
1111
4
300
80
11111 11111
10
800
85
111
3
255
90
111
3
270
95
111
3
285
100
1111
4
400
Jumlah
27
2310
Tabel  2 : Distribusi frekwensi hasil belajar siklus II
Dari tabel distribusi frekwensi di atas diperoleh nilai rata-rata :
_      
X  = 2310  = 85,5
          27
Dari tabel di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Refleksi Siklus II
Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama mendorong peneliti untuk berupaya memperbaiki kekurangan. Dari sudut pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Suasana proses belajar semakin interaktif, sudah berjalan dua arah antara guru dengan siswa, siswa berani mendongeng dengan teman sebangku dengan suara keras walaupun kelihatan agak gaduh karena peneliti menggunakan metode yang penulis namakan metode lebah berdengung. Hal ini berlangsung selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Dari sudut guru dalam mengelola kegiatan perbaikan pembelajaran sudah cukup maksimal, guru tidak terpaku pada pola lama guru mendongeng siswa mendengarkan kemudian ganti siswa yang mendongeng, namun lebih mengoptimalkan interaksi siswa dengan guru dan banyak memberi kesempatan dan latihan mendongeng sendiri dengan temannya yang lain.
Pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia materi menyebutkan isi dongeng, dengan ditugasinya siswa untuk banyak latihan mendongeng dengan teman sebangku maupun yang lain mendorong siswa lebih proaktif tanpa menunggu perintah dari guru. Terhadap siswa yang kurang berani dan kurang pandai guru memberikan bantuan mendongeng ulang tersendiri saat siswa yang lain mendongeng dengan teman yang lain. Kepada siswa yang berani mendongeng tanpa ditunjuk guru, guru juga memberi aplaus atau penghargaan pujian dan acungan jempol.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan refleksi masing-masing siklus dapat di simpulkan indikator penelitian tindakan kelas  mata pelajaran bahasa Indonesia materi mengidentifikasi unsur dongeng yang terdiri atas : 1). Guru trampil mengelola proses belajar mengajar bahasa Indonesia khususnya mendongeng, 2). Terjadinya interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, 3). Siswa sudah bisa menceritakan kembali dongeng guru kepada teman sebangkunya, 4). Tercapainya target tingkat ketuntasan belajar klasikal dapat terwujud walaupun dengan dua siklus.
C.      Pembahasan
Pada awal pembelajaran guru bercerita dengan duduk sambil membaca buku, pada awalnya siswa mendengarkan cerita dengan sungguh-sungguh namun pada pertengahan guru membaca cerita siswa merasa bosan, dan cenderung bermain sendiri, sehingga saat guru memberikan tugas bercerita banyak siswa yang tidak berani, hanya beberapa siswa yang bisa bercerita ke kepada teman sebangkunya. Hal ini disebabkan karena saat guru bercerita hanya 50 % siswa yang mendengarkan sungguh-sungguh. Pada awal pembelajaran masih banyak siswa yang dalam belajar tidak bersuara/diam saja, tidak dapat mengawali bercerita. Perolehan nilai rata-rata kelas pada awal pembelajaran adalah 54,6. Sehingga perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I.
Pada Siklus I guru mengubah dongeng yang semula pada awal pembelajaran berupa dongeng tentang kerajaan menjadi dongeng tentang binatang yang lebih disukai oleh siswa, sehingga siswa bisa lebih tertarik dan termotivasi dalam pembelajaran. Dalam hal aktivitas belajar bercerita, sudah terjadi penurunan dalam hal yang tidak bersuara atau tidak dapat bercerita dari 36% menjadi 20%, hal ini dikarenakan siswa termotivasi guru dalam bercerita dan atas bimbingan guru, sehingga sudah banyak yang memiliki inisiatif sendiri bercerita dengan temannya. Sehingga hasil tes menyebutkan isi cerita terjadi kenaikan dari 60,9 menjadi 70,9.
Pada siklus II guru memaksimalkan pembelajaran dengan bercerita dengan menggunakan media pembelajaran berupa boneka binatang yang disesuaikan dengan dongeng yang sedang didongengkan oleh guru dan dipadu dengan metode lebah berdengung/mendongeng bebas dengan teman sebangku maupun dengan teman lain, dalam hal ini kelas kelihatan gaduh namun hal ini menjadikan keunikan tersendiri dalam pembelajaran dan ternyata dengan metode ini pembelajaran menyebutkan isi dongeng di depan kelas berhasil dengan sempurna, dan keberanian siswa dalam bercerita sangat bagus. Aktivitas siswa dalam belajar bercerita dengan inisiatif sendiri meningkat menjadi 80%, hal ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel hasil tugas bercerita.
Hasil tes mengidentifikasi unsur cerita dari 27 orang siswa 100% tuntas dalam pembelajaran dan rata kelas menjadi 85,5.
Adapun hasil angket yang diisi siswa saat awal dan akhir pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut : Siswa yang menyenangi pelajaran mendongeng terjadi peningkatan dari 84% menjadi 96%. Memahami materi sebelum dan sesudah digunakan metode lebah berdengung 52% pada awal pembelajaran menjadi 88%.Yang memanfaatkan kesempatan bertanya pada guru terjadi peningkatan dari 12% pada awal pembelajaran menjadi 72%, hal ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel angket.
Berdasarkan data hasil tes dan diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran tentang bercerita ada peningkatan pada masing-masing siklus. Baik peningkatan rata-rata prestasi belajar yang cukup signifikan, peningkatan apresiasi siswa terhadap pembelajaran. Berikut ini peneliti sajikan tabel hasil penilaian serta tingkat ketercapaian target sebagai perbandingan pada setiap siklus.
Perbandingan Hasil Penilaian tiap Siklus.
KBM
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Ketuntasan
%
Ket.
Awal
75
40
54,6
14,8
Siklus I
90
45
69,6
37
Siklus II
100
75
85,5
100
Dari tabel di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran adalah suatu proses komunikasi, melalui komunikasi informasi dapat diserap oleh siswa. Namun dalam proses komunikasi terkadang terjadi salah penafsiran pesan. Sebaliknya guru kurang tepat dalam menyampaikan pesan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menerima pesan tersebut. Agar tidak terjadi salah kesesatan, kesalahtafsiran, perlu adanya alat/sarana dan strategi yang tepat dan dapat membantu proses komunikasi dengan siswa pada waktu proses belajar mengajar berlangsung, salah satunya adalah media langsung siswa serta latihan yang berulang-ulang.


BAB V
PENUTUP
A.      Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan selama dua siklus, dapat disimpulkan beberapa hal antara lain :
1.         Kemampuan siswa dalam menyebutkan isi dongeng dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan komunikatif dan metode lebah berdengung.
2.         Meningkatkan minat siswa dalam memahami isi dongeng dapat dilakukan dengan menggunakan metode lebah berdengung yang dipadukan dengan penggunaan media berupa boneka binatang.
3.         Perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B.      Implikasi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan melalui metode lebah berdengung artinya jika dalam penyampaian materi Bahasa Indonesia dilakukan dengan menerapkan metode lebah berdengung maka akan menghasilkan nilai yang optimal untuk materi itu.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat dikemukakan implikasi bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam aspek mendengarkan diperlukan metode lebah berdengung.
                                                                           
C.      Saran
1.         Kepada Guru
a.         Dalam pembelajaran gunakanlah media pembelajaran yang nyata.
b.        Dalam menggunakan metode, carilah metode yang tepat.
c.         Dalam menggunakan metode diskusi dan latihan, guru harus menyiapkan soal-soal yang cukup.
d.        Gunakan bahasa yang komunikatif.
e.         Gunakanlah media pembelajaran yang dapat memotivasi belajar siswa.
2.         Bagi Siswa :
a.         Siswa harus lebih giat belajar agar hasil belajar dapat meningkat.
b.        Siswa harus berani bertanya kepada guru jika ada penjelasan yang kurang jelas.
c.         Jangan putus asa bila menemukan soal-soal yang sulit.
3.         Kepada Pengambil Kebijakan dalam Pendidikan
a.         Laporan ini dapat dijadikan bahan referensi untuk mengambil keputusan.
b.        Laporan ini dapat dijadikan bahan diskusi dalam Kelompok Kerja Guru (KKG)
c.         Laporan ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.


DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad. 2000. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Puji santoso,dkk. 2003. Materi dan pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Surakhman, Winarno. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bintang
Wardani, I.G.A.K, Wihardit,K, dan Nasution,N. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka
Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo
Wahyudin, Dian. 2004. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka

PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN KELAS

PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN KELAS

Cuma 350ribu sampai-500ribu. 


Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)

A.      Subjek Penelitian
1.         Lokasi dan Waktu.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 .  Kecamatan ., Kabupaten ., Tahun Pelajaran 2009/2010.
Pelaksanaannya dilakukan dalam 2 tahap yaitu:
a.         Siklus I
1)          Pertemuan 1 : dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 Maret 2010.
2)          Pertemuan 2 : dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 Maret 2010.
b.        Siklus II
1)     Pertemuan 1 : dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 Maret 2010.
3)          Pertemuan 2 : dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 Maret 2010.
2.         Mata Pelajaran dan Kelas
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek mendengarkan pada siswa kelas I semester 2 SD Negeri 1 .  Kecamatan . Kabupaten . tahun pelajaran 2009/2010.
3.         Karakteristik Siswa
a.         Jumlah siswa keseluruhan 27 siswa.
b.        Jumlah siswa laki-laki 14 siswa.
c.         Jumlah siswa perempuan 13 siswa.
d.        Minat dan semangat belajar siswa rendah.
e.         Kondisi ekonomi orang tua siswa ekonomi lemah.
f.         Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai buruh pabrik, bekerja seharian, berangkat pagi pulang malam, sehingga siswa tidak mendapat perhatian dari orang tua.
B.       Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini hádala siswa kelas 1 SD Negeri 1 . ., teman sejawat sebagai pengamat dan peneliti.
C.      Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dengan menggunakan model observasi dan model tes. Data diperoleh dengan observasi yang dilengkapi dengan lembar pengamatan dan diskriptif.
Data penelitian yang peneliti kumpulkan adalah :
1.       Tabel pengamatan partisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.
2.       Tabel analisis perolehan nilai hasil ulangan harian.
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut :
1.       Rencana Pembelajaran (RP)
Rencana pembelajaran yang penulis susun sesuai dengan pendekatan dan metode pembelajaran..  
2.       Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswa disusun untuk mengetahui rata-rata tingkat aktivitas siswa, dan dilaksanakan tiap-tiap pertemuan.
3.       Lembar observasi guru
Lembar observasi guru disusun untuk mengetahui rata-rata tingkat aktivitas guru dalam proses pembelajaran, dan dilaksanakan tiap-tiap siklus.
4.       Lembar kerja siswa (LKS)
Lembar kerja siswa disusun dan diberikan kepada siswa untuk melatih ketrampilan dalam menyelesaikan bentuk-bentuk soal-soal cerita, selain itu digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal.
5.       Tes akhir
Tes akhir dilaksanakan pada tiap-tiap akhir siklus, yaitu pada pertemuan keempat untuk siklus satu dan pertemuan kedelapan untuk siklus kedua. Hasil dari tes akhir ini digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar.
D.      Indikator Keberhasilan
Sebagai tolok ukur (kriteria) keberhasilan tindakan kelas ini berhasil bila:
1.       Minimal rata-rata aktivitas siswa 70%.
2.       Rata-rata aktivitas guru lebih dari 80%.
3.       Minimal 80% dari siswa telah mencapai nilai 6 atau lebih untuk rentang nilai ideal 0 sampai 10. Hal ini didasarkan pada hasil belajar konsep pengukuran tahun sebelumnya yaitu 5,5.
Apabila tiga hal tersebut di atas belum terpenuhi, maka harus diadakan program perbaikan, sesuai dengan hasil yang diperoleh. Maksudnya bila aktivitas siswa dan guru kurang memenuhi tolok ukur maka diulang sampai memenuhi, dan untuk perbaikan nilai siswa yang memperoleh nilai kurang dari 6 jika jumlahnya sedikit yaitu 20%, maka diadakan program perbaikan secara individual dengan pemberian tugas rumah atau pekerjaan rumah (PR). Namun bila yang memperoleh nilai kurang dari 6 jumlahnya masih banyak, yaitu lebih dari 20% maka dilanjutkan siklus berikutnya.
E.     Prosedur Penelitian
1.      Siklus I
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa peneliti mencoba melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam pelaksanaannya penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/Pengumpulan data/Instrumen dan Refleksi.
a.         Rencana
1)        Pada tahap identifikasi masalah dan perumusan masalah peneliti dibantu oleh teman sejawat dan superior untuk mengungkap dan menperjelas permasalahan yang peneliti hadapi untuk dijadikan jalan pemecahan yang tepat.
2)        Merancang pembelajaran dengan menitik beratkan mengganti dongeng pada awal pembelajaran dengan dongeng yang lebih diminati oleh siswa.
3)        Menyusun lembar observasi dalam mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada aspek motivasi, keaktifan, kerjasama.
4)        Merancang tes formatif.
b.        Pelaksanaan
Prosedur penelitian tindakan kelas pada siklus I, meliputi :
1)        Merencanakan, meliputi
a)        Mengidentifikasi masalah
b)        Menganalisis dan merumuskan masalah
c)        Merencanakan perbaikan
2)        Melakukan tindakan
3)        Megamati
4)        Melakukan refleksi
Untuk mengumpulkan data dan permasalahan serta masukan dalam perbaikan pembelajaran peneliti dibantu oleh seorang pengamat yang disebut teman sejawat.
Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran/kegiatan belajar mengajar meliputi prosedur sebagai berikut : pra-kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Pada kegitan perbaikan pembelajaran siklu I seluruh hipotesis tindakan dilaksanakan secara terpadu, pada akhir siklus pertama hasilnya dianalisis baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan sebagai bahan perkembangan untuk memperbaiki perlakuan yang akan diberikan pada siklus II, demikian seterusnya direncanakan berdasarkan analisis/refleksi pada siklus sebelumnya.
c.         Pengamatan/pengumpulan data/instrument
Data penelitian ini diambil dengan pengamatan/pengumpulan data/instrument dengan menggunakan lembar observasi berisi tentang tugas yang dilaksanakan siswa yang meliputi mendongeng kepada teman sebangku, kesungguhan dalam mendongeng, latihan mendongeng dengan inisiatif sendiri.
Angket digunakan untuk mencari informasi pelaksanaan pembelajaran yang berisi kesukaan belajar, kepahaman materi, penggunaan alat pembelajaran, bimbingan guru terhadap siswa, penampilan guru dalam mengajar.
Guru sebagai subyek penelitian terlibat langsung dalam planning, acting, observing dan reflecting tindakan-tindakan yang diberikan.
d.        Refleksi
Refleksi pada siklus I untuk mengungkapkan keberhasilan maupun untuk mengungkapkan kelemahan pembelajaran, metode mendongeng dengan menggunakan media berupa boneka, digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II.
2.      Siklus II
b.         Rencana
Berdasarkan refleksi siklus I peneliti akan memfokuskan penelitian pada pembelajaran guru mendongeng menggunakan media peraga berupa boneka dipadu metode lebah berdengung/mendongeng bebas.
Adapun prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran secara garis besar sebagai berikut :
1)        Mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya sebagai kegiatan awal.
2)        Guru mendongeng di depan kelas dengan gerakan dan mimik yang meyakinkan serta dengan menggunakan alat peraga berupa boneka, sambil mendengarkan siswa mencatat hal-hal penting yang belum dipahami siswa.
3)        Siswa menanyakan hal-hal penting dalam dongeng yang belum mereka pahami.
4)        Guru melakukan tanya jawab tentang isi cerita.
5)        Siswa diberi kesempatan untuk mendongeng kepada teman sebangku dengan metode lebah berdengung (mendongeng bebas dengan suara jelas)
6)        Guru bersama siswa mengulas cara mendongeng yang baik.
7)        Guru mengevaluasi secara lesan (mendongeng di depan kelas)
c.         Pelaksanaan
Prosedur penelitian tindakan kelas pada siklus II, meliputi :
1)        Merencanakan, meliputi
a)        Mengidentifikasi masalah
b)        Menganalisis dan merumuskan masalah
c)        Merencanakan perbaikan
2)        Melakukan tindakan
3)        Mengamati
4)        Melakukan refleksi
Untuk mengumpulkan data dan permasalahan serta masukan dalam perbaikan pembelajaran peneliti dibantu oleh seorang pengamat yang disebut teman sejawat.
Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran/ kegiatan belajar mengajar meliputi prosedur sebagai berikut : pra-kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Pada kegitan perbaikan pembelajaran siklus II seluruh hipotesis tindakan dilaksanakan secara terpadu, pada akhir siklus kedua hasilnya dianalisis untuk direfleksi
d.        Pengamatan/pengumpulan data/instrument
Data penelitian ini diambil dengan pengamatan/pengumpulan data/instrument dengan menggunakan lembar observasi berisi tentang tugas yang dilaksanakan siswa yang meliputi mendongeng dengan teman sebangku, kesungguhan dalam mendongeng, latihan mendongeng dengan inisiatif sendiri dan bimbingan guru.
Angket digunakan untuk mencari informasi pelaksanaan pembelajaran yang berisi kesukaan belajar, kepahaman materi, penggunaan alat pembelajaran, bimbingan guru terhadap siswa, penampilan guru dalam mengajar.
Guru sebagai subyek penelitian terlibat langsung dalam planning, acting, observing dan reflecting tindakan-tindakan yang diberikan.
e.         Refleksi
Refleksi pada siklus II untuk mengungkapkan keberhasilan maupun untuk mengungkapkan kelemahan pembelajaran, guru mendongeng dengan menggunakan media boneka dengan dipadu metode lebah berdengung, digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya atau dihentikan.