TUJUAN, DAN MANFAAT PTK
Jasa (Penelitian Tindakan Kelas) Murah, Lengkap dan Profesional
Cuma 350ribu sampai-500ribu.
Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sertifikasi
guru menjadi suatu titik perhatian yang sangat menarik dan menyedot konsentrasi
serta energy banyak orang dilingkungan pendidikan. Guru dituntut untuk memiliki
dan menampilkan kinerja secara berkualitas sesuai dengan bidang tugasnya.
Standar Nasional Pendidikan (2005) telah menegaskan bahwa guru harus memiliki
kompetensi kepribadian, pedagogis. Professional dan sosial.
Salah satu
dari 4 komponen tersebut yang berkaitan langsung dengan proses inovasi gaya
pembeljaran adalah kompetensi professional yaitu kemampuan guru melakukan
penelitian sederhana. Salah satu bentuk penelitian yang sederhana yang dapat
dilakukan guru didalam proses pembelajaran yakni “Penenlitian Tindakan Kelas”.
Yang didalamnya terdapat karakteristik, tujuan dan manfaat dari Penelitian
Tindakan Kelas.
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana Karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas?
- Bagaimana Tujuan dari PTK?
- Apa Manfaat dari PTK?
1.3
Tujuan
- Untuk mengetahui Karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas
- Untuk mengetahui Tujuan dari PTK
- Untuk mengetahui Manfaat dari PTK
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Penelitan Tindakan Kelas
Mencermati
definisi Penelitian Tindakan Kelas yang telah dipaparkan di atas, muncul suatu
pertanyaan: “Kalau Penelitian Tindakan Kelas didefinisikan seperti itu, maka apa
saja karakteristik penelitian tindakan kelas itu? Semua penelitian memang pada
dasamya dilakukan dalam upaya untuk memcahkan masalah.Jika dilihat dari masalah
yang harus dipecahkan, Penelitian
Tindakan Kelas memiliki karakteristik penting yaitu masalah diteliti untuk
dipecahkan harus selalu berangkat dari psrsoalan praktik pembelajaran yang dilakukan
oleh guru sehari-hari di kelas.
Jadi,
Penelitian Tindakan Kelas akandapat dilaksanakan jika guru sejak awal memang
menyadari adanya masalah yang terkait dengan proses dan hasil pembelaj aran
yang dihadapi di kelas dan harus dipecahkan. .
Persoalannya
adalah tidak semua guru mampu melihat sendiri apa yang sudah dilakukan selama
mengajar di kelas. Dapat terjadi guru berbuat kekeliruan selama bertahun-tahun
dalam melaksanakan proses pembelajaran, tetapi tidak tahu kalau yang dilakukan
itu salah. Bahkan, sangat bolehjadijustru merasa yang dilakukannya selama ini
diyakini sebagai seseuatu yang benar.
Oleh sebab itu, guru dapat meminta bantuan
orang lain untuk melihat apa yang selama ini dilakukan dalam proses belajar
mengajar di kelasnya. Di sinilah pentingnya proses kolaborasi atau kerj asama
antara guru dengan peneliti.
Dalam
konteks seperti itu, guru dapat bekerjasama dengan peneliti dari perguruan
tinggi untuk berdiskusi guna mencari dan merumuskan pennasalahan pembelajaran
yang selama ini dilakukan di kelas. Dengan kata lain, guru dapat melakukan
penelitian tindakan kelas secara kolaboratifdengan peneliti dari perguruan
tinggi.
Dengan kegiatan
secara kolaboratif ini akan muncul pemahaman dan kesadaran terhadap kemungkinan
adanyan banyak masalah yang telah diperbuat selama guru itu melaksanakan proses
pembelaj aran selama ini Suyanto (1997)
menegaskan,jika guru bersedia melakukan penelitian tindakan kelas secara
kolaboratifdengan para peneliti dari perguruan tinggi, maka banyak manfaat yang
akan diperolehnya baik secara profesional maupun secara fungsional untuk
meningkatkan karirnya.
Karya tulis ilmiah semakin diperlukan oleh
guru di masa depan. Penelitian tindakan kelas secara kolaboratif akan mampu
menawarkan peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru sambil
mengajar di kelas sesuai dengan rancangan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakannya.
PTK berbeda dengan
penelitian formal, pada umumnya PTK memilki karateristik sebagi berikut:[1]
1.
Fokus
peneliti Tindakan yang Praktis
Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk menangani suatu
problematika actual pada setting pendidikan. Dengan demikian,para peneliti
penelitian tindakan mengkaji isu-isu praktis yang akan menghasilkan keuntungan
bagi pendidikan. Isu-isu ini dapat merupakan masalah dari seorang guru di dalam
kelas atau sebuah problematika yang melibatkan banyak pendidik dalam gedung
lembaga pendidikan. Ini bias merupakan suatu
kebutuhan bagi suatu isu antara sekolah dan masyarakat, sebuah isu
dengan suatu kebijakan sekolah atau stuktur yang menghambat kebebasan individu
dan tindakan, atau suatu urusan individu di kota-kota kecil dan kota-kota
besar. Para peneltian tindakan tidak melakasanakan benuk penelitian ini untuk
memajukan pengetahuan untuk kepentingan ilmu pengetahuan akan tetapi untuk
memecahkan suatu problem tersebut sifatnya terapan.
2.
Pendidik-
Peneliti memiliki kegiatan Praktis
Dalam hal ini para peneliti tindakan terjun ke dalam penelitian
partisipatori atau penelitian self reflektif
di mana mereka mengalihkan pendangan pengamatan mereka pada ruang kelas,
sekolah , atau praktik-praktik pendidikan mereka sendiri. Karena mereka
mengkaji situasi mereka sendiri, mereka merefleksikan tentang apa yang telah
mereka pelajari suatu bentuk pengembangan diri serta apa yang dapat mereka
lakukan untuk memperbaiki praktik-praktik pendidikan mereka. Dalam refleksi ini
para peneliti tindakan menimbang solusi yang berbeda-beda pada problema mereka
dan belajar dari menguji ide. Penelitian tindakan yang demikian telah disebut
“suatu self refleksi spiral”
3.
Kolaborasi
PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra deng pihak lain,
seperti teman sejawat. Jadi dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain
yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung objektivitas
dari hasil PTK. Kolabborasi dalam pelaksanaanny, seperti antara guru dengan
rekan sejawat, guru dengan kepala sekolah,guru dengan dosen ataupun guru dengn
pengawas.[2]
4.
Suatu
proses yang dinamis
Para peneliti PTK yang terjun ke dalam suatu proses yang dinamis
meliputi pengulangan kegiatan, seperti suatu ”spiral” dari beberapa kegiatan.
Ide penting ialah bahwa peneliti “spiral” kembali maju mundur diantara refleksi atau merenungkan
suatu problema, pengumpulan data, dan tindakan suatu team school-based,
misalnya bias mencoba beberapa tindakan setelah merefleksikan atau merenungkan
waktu yang paling baik bagi sekolah menengah atas untuk memulai.
Merefleksikan,mengumpulkan data,mencoba suatu solusi,dan spiral kembali pada
refleksi adalah merupakan bentuk kehiatan dari semua bagian dalam proses PTK.
Proses tersebut tidak mengikuti suatu pola linier atau suatu urutan kausal dari
problematika ke tindakan.