Sabtu, 27 Mei 2017

TUJUAN, DAN MANFAAT PTK

TUJUAN, DAN MANFAAT PTK 

Jasa (Penelitian Tindakan Kelas) Murah, Lengkap dan Profesional


 Cuma 350ribu sampai-500ribu. 

Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
   


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sertifikasi guru menjadi suatu titik perhatian yang sangat menarik dan menyedot konsentrasi serta energy banyak orang dilingkungan pendidikan. Guru dituntut untuk memiliki dan menampilkan kinerja secara berkualitas sesuai dengan bidang tugasnya. Standar Nasional Pendidikan (2005) telah menegaskan bahwa guru harus memiliki kompetensi kepribadian, pedagogis. Professional dan sosial.
Salah satu dari 4 komponen tersebut yang berkaitan langsung dengan proses inovasi gaya pembeljaran adalah kompetensi professional yaitu kemampuan guru melakukan penelitian sederhana. Salah satu bentuk penelitian yang sederhana yang dapat dilakukan guru didalam proses pembelajaran yakni “Penenlitian Tindakan Kelas”. Yang didalamnya terdapat karakteristik, tujuan dan manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas.
1.2  Rumusan Masalah
  1. Bagaimana Karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas?
  2. Bagaimana Tujuan dari PTK?
  3. Apa Manfaat dari PTK?
1.3  Tujuan
  1. Untuk mengetahui Karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas
  2. Untuk mengetahui Tujuan dari PTK
  3. Untuk mengetahui Manfaat dari PTK
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Penelitan Tindakan Kelas
Mencermati definisi Penelitian Tindakan Kelas yang telah dipaparkan di atas, muncul suatu pertanyaan: “Kalau Penelitian Tindakan Kelas didefinisikan seperti itu, maka apa saja karakteristik penelitian tindakan kelas itu? Semua penelitian memang pada dasamya dilakukan dalam upaya untuk memcahkan masalah.Jika dilihat dari masalah yang harus dipecahkan, Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik penting yaitu masalah diteliti untuk dipecahkan harus selalu berangkat dari psrsoalan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehari-hari di kelas.
Jadi, Penelitian Tindakan Kelas akandapat dilaksanakan jika guru sejak awal memang menyadari adanya masalah yang terkait dengan proses dan hasil pembelaj aran yang dihadapi di kelas dan harus dipecahkan. .
Persoalannya adalah tidak semua guru mampu melihat sendiri apa yang sudah dilakukan selama mengajar di kelas. Dapat terjadi guru berbuat kekeliruan selama bertahun-tahun dalam melaksanakan proses pembelajaran, tetapi tidak tahu kalau yang dilakukan itu salah. Bahkan, sangat bolehjadijustru merasa yang dilakukannya selama ini diyakini sebagai seseuatu yang benar.
 Oleh sebab itu, guru dapat meminta bantuan orang lain untuk melihat apa yang selama ini dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelasnya. Di sinilah pentingnya proses kolaborasi atau kerj asama antara guru dengan peneliti.
Dalam konteks seperti itu, guru dapat bekerjasama dengan peneliti dari perguruan tinggi untuk berdiskusi guna mencari dan merumuskan pennasalahan pembelajaran yang selama ini dilakukan di kelas. Dengan kata lain, guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratifdengan peneliti dari perguruan tinggi.
 Dengan kegiatan secara kolaboratif ini akan muncul pemahaman dan kesadaran terhadap kemungkinan adanyan banyak masalah yang telah diperbuat selama guru itu melaksanakan proses pembelaj aran selama  ini Suyanto (1997) menegaskan,jika guru bersedia melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratifdengan para peneliti dari perguruan tinggi, maka banyak manfaat yang akan diperolehnya baik secara profesional maupun secara fungsional untuk meningkatkan karirnya.
 Karya tulis ilmiah semakin diperlukan oleh guru di masa depan. Penelitian tindakan kelas secara kolaboratif akan mampu menawarkan peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru sambil mengajar di kelas sesuai dengan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakannya.
            PTK berbeda dengan penelitian formal, pada umumnya PTK memilki karateristik sebagi berikut:[1]
1.      Fokus peneliti Tindakan yang Praktis
Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk menangani suatu problematika actual pada setting pendidikan. Dengan demikian,para peneliti penelitian tindakan mengkaji isu-isu praktis yang akan menghasilkan keuntungan bagi pendidikan. Isu-isu ini dapat merupakan masalah dari seorang guru di dalam kelas atau sebuah problematika yang melibatkan banyak pendidik dalam gedung lembaga pendidikan. Ini bias merupakan suatu  kebutuhan bagi suatu isu antara sekolah dan masyarakat, sebuah isu dengan suatu kebijakan sekolah atau stuktur yang menghambat kebebasan individu dan tindakan, atau suatu urusan individu di kota-kota kecil dan kota-kota besar. Para peneltian tindakan tidak melakasanakan benuk penelitian ini untuk memajukan pengetahuan untuk kepentingan ilmu pengetahuan akan tetapi untuk memecahkan suatu problem tersebut sifatnya terapan.
2.      Pendidik- Peneliti memiliki kegiatan Praktis
Dalam hal ini para peneliti tindakan terjun ke dalam penelitian partisipatori atau penelitian self reflektif  di mana mereka mengalihkan pendangan pengamatan mereka pada ruang kelas, sekolah , atau praktik-praktik pendidikan mereka sendiri. Karena mereka mengkaji situasi mereka sendiri, mereka merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari suatu bentuk pengembangan diri serta apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki praktik-praktik pendidikan mereka. Dalam refleksi ini para peneliti tindakan menimbang solusi yang berbeda-beda pada problema mereka dan belajar dari menguji ide. Penelitian tindakan yang demikian telah disebut “suatu self refleksi spiral”
3.      Kolaborasi
PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra deng pihak lain, seperti teman sejawat. Jadi dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK. Kolabborasi dalam pelaksanaanny, seperti antara guru dengan rekan sejawat, guru dengan kepala sekolah,guru dengan dosen ataupun guru dengn pengawas.[2]
4.      Suatu proses yang dinamis
Para peneliti PTK yang terjun ke dalam suatu proses yang dinamis meliputi pengulangan kegiatan, seperti suatu ”spiral” dari beberapa kegiatan. Ide penting ialah bahwa peneliti “spiral” kembali maju  mundur diantara refleksi atau merenungkan suatu problema, pengumpulan data, dan tindakan suatu team school-based, misalnya bias mencoba beberapa tindakan setelah merefleksikan atau merenungkan waktu yang paling baik bagi sekolah menengah atas untuk memulai. Merefleksikan,mengumpulkan data,mencoba suatu solusi,dan spiral kembali pada refleksi adalah merupakan bentuk kehiatan dari semua bagian dalam proses PTK. Proses tersebut tidak mengikuti suatu pola linier atau suatu urutan kausal dari problematika ke tindakan.

 

 

Definisi Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Definisi Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

 Jasa (Penelitian Tindakan Kelas) Murah, Lengkap dan Profesional


 Cuma 350ribu sampai-500ribu. 

Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
 
 
 
Pengertian PTK
Kata penelitian terjemahan dari bahasa Inggris, Research. Penelitian tindakan kelas mempunyai berbagai aturan dan langkah. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Research, yaitu satu action research yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi menjadi meningkat.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Ciri-ciri PTK yang membedakan dengan penelitian lain
  1. Adanya masalah PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan perkatan lain guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya. Contoh : Guru merasa risau karena hasil ketika latihan menunjukkan hanya 40% yang bisa menguasai penggunaan rumus matematika; Pertanyaan guru yang tidak pernah terjawab oleh sisa; Pekerjaan rumah yang tidak pernah diselesaikan.
  2. Self-refleksitive inquiry atau penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden.
  3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga proses penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi
  4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus. Sehingga PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi- refleksi- revisi. Kunci utama PTK adalah adanya action (tindakan) yang berulang-ulang.

KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PAK)

KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PAK) 

Jasa (Penelitian Tindakan Kelas) Murah, Lengkap dan Profesional


 Cuma 350ribu sampai-500ribu. 

Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
 
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Saat ini perkembangan masyarakat dan tuntunan pendidikan yang berkualitas begitu cepat. Akibatnya, tuntutan terhadap layanan pendidikan yang harus dilakukan oleh pendidikan pun harus meningkat lebih cepat. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi pendidik untuk meningkatkan atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks layanan di kelas[1]. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan karena adanya masalah yang dihadapi pendidik dalam proses pembelajaran di kelas.
Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran akan dengan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut, jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki dan kesulitannya dapat segera diatasi, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan dan hasil belajar peserta didik diharapkan akan meningkat. Selain itu, Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru, apakah selama ini metode, strategi dan teknik yang digunakan sudah sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. Sehingga hasil belajar peserta didik dapat menjadi lebih baik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa karakteristik Penelitian Tindakan Kelas?
2.      Apa tujuan Penelitian Tindakan Kelas?
3.      Apa manfaat Penelitian Tindakan Kelas?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
2.      Untuk mengetahui tujuan Penelitian Tindakan Kelas
3.      Untuk mengetahui manfaat Penelitian Tindakan Kelas
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas mempunyai karakteristik tersendiri jika dibangdingkan dengan penelitian-penelitian lain pada umumnya. Beberapa karakter tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk segera diselesaikan di dalam kellasnya
Dengan kata lain, guru menyadari bahwa ada sesuatu dalam praktik pembelajarannya yang harus dibenahi, dan ia terpanggil untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki persoalan tersebut. Penelitian Tindakan Kelas akan dapat dilaksanakan jika, guru memang sejak awal menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapi di kelas, kemudian dari persoalan itu guru menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk diperoleh secara professional. Jika guru merasa bahwa apa yang dia praktikkan sehari-hari di kelas tidak bermasalah maka PTK tidak diperlukan.
2.      Refleksi Diri
Refleksi merupakan cirri khas PTK yang paling esensial[2]. Refleksi yang dimaksud disini adalah refleksi dalam pengertian melakukan intropeksi diri, seperti guru mengingiat kembali apa saja tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian, dan sebagainya. Atas dasar refleksi yang seperti itu, maka guru dimungkinkan untuk memeriksa dirinya sendiri, terutama terkait kelemahan dan kelebihan dari pola pembelajaran yang telah ia praktikkan. Kemudian, dari situ ia berusaha mengatasi berbagai kelemahan tersebut.
3.      Kolaboratif
Kolaboratif yang dimaksud disini merupakan upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru lain atau kepala sekolah. Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan. Kolaborasi ini tidak bersifat basa-basi, tetapi harus tampil dalam keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sampai dengan menyusun laporan hasil penelitian.
4.      Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas
Kelas yang dimaksud disini tidak sebatas pada sebuah ruang tertutup yang dibatasi dinding dan pintu. Kelas yang sesungguhnya adalah semua “tempat” dimana terjadi proses pembelajaran antara guru dan siswa. Jadi, boleh-boleh saja PTK dilakukan di ruang terbuka, seperti dalam pelajaran olahrarga yang dilakukan dilapangan, yang terpenting dalam PTK bukanlah kelas atau ruangnya, tetapi fokus perhatian penelitian kepada proses pembelajaran dalam bentuk interaksi guru dan siswa[3].
5.      Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran secara terus menerus.
PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dan secara terus-menerus selama PTK dilakukan[4]. Siklus demi siklus di dalamnya harus mencerminkan perbaikan demi perbaikan yang dicapai. Siklus sebelumnya merupakan dasar bagi siklus selanjutnya. Tentu, hasil pada siklus berikutnya seharusnya jauh lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
B.     Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan meningkatkan tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik dan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan[5].
Menurut MCNiff (dalam Suharsimi Arikunto, dkk) menegaskan bahwa dasar utama dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan disini terkait dengan memiliki konteks dengan proses pembelajaran.
Penelitian yang menggunakan ancangan Penelitian Tindakan Kelas umumnya diarahkan pada pencapaian sasaran sebagai berikut:
1.      Memerhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil pembelajaran
2.      Menumbuh kembangkan budaya penelitian bagi tenaga kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran
3.      Menumbuh dan meningkatkan produktifitas meneliti para tenaga pendidik dan kependidikan, khusunya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran
4.      Meningkatkan kolaborasi antara tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran.
Dalam hal ini, Borg (dalam Suharsimi Arikunto, dkk) juga menyebut secara eksplesit bahwa tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas ialah pengembangan keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya, bukan bertujuan untuk mencapai pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.[6]
C.     Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Dari penjelasan di atas, tentu telah mengenal bahwa dalam PTK ada 3 (tiga) komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu siswa / pembelajaran, guru dan skolah. Tiga komponen itulah yang akan menerima manfaat dari PTK.
1.      Manfaat bagi siswa dan pembelajaran
Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep dan lain-lain) akan dengan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kelasalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan haisl belajar siswa. Kuduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK.
2.      Manfaat bagi guru
Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:
a.       Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.
b.      Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif
c.       Melakukan PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik pembelajaran
d.      Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya sendiri dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan dan mengembangkan alternative masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat.
3.      Manfaat bagi sekolah
Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara professional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena meningkatkan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.[7]

 

LANGKAH – LANGKAH MELAKSANAKAN PTK

LANGKAH – LANGKAH MELAKSANAKAN PTK
 Jasa (Penelitian Tindakan Kelas) Murah, Lengkap dan Profesional

 Cuma 350ribu sampai-500ribu. 

Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)

a.      Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research (CAR), yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Classroom action research diawali dari istilah action research. 
Untuk mempermudah memahami pengertian PTK maka berikut akan diuraikan pengertian tiga unsur atau konsep yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas yakni :
1.      Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
2.      Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitass proses belajar mengajar.
3.      Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.[1]
Beberapa pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut para ahli yakni Menurut David Hopkins, PTK mengandung pengertian bahwa PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang :
1)      Praktik-praktik kependidikan mereka;
2)      Pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut dan
3)      SITUASI dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Menurut Rapoport dan Hopkins, pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.[2] 
Menurut Hopkins, “PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan – tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.[3]
Menurut Kemmis dan MC. Taggart yaitu :  “PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.”[4]
Menurut Rochman Natawijaya,   “PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.”[5]
Menurut pendapat Suyanto  “PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan – tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.”[6]
Menurut PGSM pengertian “PTK adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan – tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.[7]
Menurut Kasihani PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan - kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari – hari.[8]
Selanjutnya I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit; Noehi Nasution merumuskan pengertian penelitian tindakan kelas sebagai berikut : “penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.”[9]
b.      Langkah – Langkah PTK
Melaksanakan PTK, memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, agar hasil yang diperoleh dari PTK yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Menurut Zainal Aqib dkk, merumuskan langkah – langkah PTK sebagai berikut :
1.      Tahap 1 : Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar, yakni :
-         Identifikasi masalah
-         Merumuskan masalah
-         Pemecahan masalah
2.      Tahap 2 : Acting (pelaksanaan)
3.      Tahap 3 : Observation (pengamatan)
4.      Tahap 4 : Refleksi
5.      Tambahan : Siklus – siklus dalam PTK[10]
---------------------------------------------------------------------------------------------------
1.      Tahap perencanaan
Langkah pertama pelaksanaan PTK adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan.
1).    Identifikasi Masalah
Langkah pertama dalam menyusun rencana PTK adalah melakukan identifikasi permasalahan. Identifikasi ini mirip seperti diagnosis yang dilakukan oleh dokter kepada pasiennya. Jika diagnosisnya tepat, maka obat yang diberikan pasti mujarab. Sebaliknya, jika diagnosisnya salah, maka resep obatnya pasti juga tidak tepat sasaran. Demikian pula dalam PTK, identifikasi yang tepat akan mengarahkan pada hasil penelitian, sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar siswa. Sebaliknya, identifikasi masalah yang keliru hanya akan membuat penelitian menjadi sia-sia, disamping memboroskan waktu dan biaya. Identifikasi masalah menjadi titik tolok bagi perencanaan PTK yang lebih matang. Sebab, tidak semua masalah belajar siswa dapat diselesaikan dengan PTK, sebagaimana tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan resep dokter spesialis tertentu. Hanya masalah-masalah tertentu yang dapat diatasi dengan PTK, sebagaimana penyakit tertentu yang hanya bisa sembuh dengan resep tertentu pula. Empat langkah yang dapat dilakukan agar identifikasi masalah mengenai sasaran.
a.       Masalah Harus Rill, masalah yang diangkat adalah masalah yang dapat dilihat, dirasakan, dan didengar secara langsung oleh guru.
b.      Masalah Harus Problematik
Banyak masalah di sekolah, tetapi, tidak semua masalah layak diangkat dalam PTK. Hanya permasalahan yang problematiklah yang layak diangkat dalam PTK. Permasalahan yang bersifat problematik adalah permasalahan yang bisa dipecahkan oleh guru, mendapat dukungan literatur yang memadai, dan ada kewenangan untuk mengatasinya secara penuh.
c.       Manfaatnya Jelas
Hasil penelitian harus bermanfaat secara jelas. Tentu, hal ini berkaitan erat dengan kemampuan dalam mengidentifikasi atau mendiagnosis masalah. Hasil PTK harus dapat dirasakan, bagaikan obat yang menyembuhkan. Untuk mendapatkan manfaat PTK yang maksimal, harus menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut dibiarkan? Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut berhasil diatasi? Dan, tujuan pendidikan mana yang akan gagal jika masalah tersebut tidak teratasi? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menuntun para pelaku PTK untuk dapat menemukan hasil atau “obat” yang mujarab.
d.      Masalah Harus Fleksibel
Masalah yang hendak diteliti harus bisa diatasi dengan mempertimbangkan kemampuan peneliti, waktu, biaya, tenaga, sarana prasarana, dan lain sebagainya. Jadi, tidak setiap masalah yang riil, problematik, dan bermanfaat secara jelas dapat diatasi dengan PTK.
2).    Analisis Penyebab Masalah dan Merumuskannya
Langkah kedua dalam merencanakan PTK adalah menganalisis berbagai kemungkinan penyebab munculnya permasalahan yang diangkat. Jadi, setelah menemukan masalah yang rill, problematik, bermanfaat, dan fleksibel, maka masalah tersebut harus ditemukan akar penyebabnya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menemukan penyebab masalah. Beberapa di antaranya adalah dengan menyebar angket ke siswa, mewawancarai siswa, observasi langsung, dan lain sebagainya. Di samping itu, peneliti juga bisa melakukan wawancara dengan siswa dan observasi langsung. Kemudian, semua data dari segala sumber tersebut dikumpulkan dan dianalisis secara kolaboratif sehingga penyebab utama munculnya masalah dapat ditemukan.
Akar masalah tersebut harus digali sedalam-dalamnya sehingga ditemukan akar masalah yang benar-benar menjadi penyebab utama terjadinya masalah. Akar masalah inilah yang nantinya akan menjadi tolok ukur tindakan. Dengan menemukan akar masalah, maka sama halnya dengan si peneliti telah menemukan separuh dari solusi masalah. Sebab, solusi masalah sebenarnya merupakan kebalikan dari akar masalah.
3).    Ide untuk Memecahkan Masalah
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa akar masalah menjadi tumpuan bagi rencana tindakan untuk mengatasi masalah. Rencana tindakan sebagai langkah mengatasi masalah inilah yang disebut dengan ide orisinal peneliti. Tetapi, sebelum memutuskan tindakan apa yang akan dikenakan kepada siswa, peneliti harus mengembangkan banyak alternatif sebagai pengayaan tindakan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah peneliti harus mempunyai dukungan teori atau referensi rujukan atas tindakan yang akan dikenakan kepada siswa. Sebab, PTK adalah kegiatan ilmiah sehingga tanpa adanya dukungan teori yang memadai, sebaik apa pun tindakan guru, maka hal itu tidak akan dianggap sebagai perilaku ilmiah. Setelah identifikasi masalah, menemukan akar masalah, merumuskan masalah, dan menemukan alternatif tindakan sebagai solusi masalah, maka peneliti dapat membuat judul penelitian.
2.      Tahap Acting (Pelaksanaan)
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula.
3.      Tahap Observation (Pengamatan)
Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof. Supardi menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain).
Jika PTK dilakukan secara kolaboratif, maka pengamatan harus dilakukan oleh kolaborator, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Walaupun demikian, antara tindakan (dilakukan oleh guru) dan pengamatan (dilakukan oleh kolaborator), keduanya harus berlangsung dalam satu waktu dan satu tempat atau kelas. Inilah sebabnya, mengapa Suharsimi mengatakan kurang tepat jika pengamatan disebut sebagai tahap ketiga. Sebab, antara tahap kedua dan tahap ketiga itu berlangsung secara bersamaan. Walaupun demikian, tidak ada salahnya kita menyebut “pengamatan” sebagai tahap ketiga dalam PTK. Hanya saja, sebutan ini hanya untuk membedakan antara tindakan dan pengamatan, bukan menunjukkan suatu urutan.
Ketika guru sedang melakukan tindakan di kelas, secara otomatis seluruh perhatiannya terpusat pada reaksi siswa dan tindakan selanjutnya yang akan diterapkan. Atas dasar ini, tidak mungkin guru mengamati tindakannya sendiri. Di sinilah diperlukan seorang pengamat yang siap merekam setiap peristiwa berkaitan dengan tindakan guru. Sambil merekam peristiwa yang terjadi, pengamat sebaiknya juga membuat catatan-catatan kecil agar memudahkan dalam menganalisis data.
4.      Tahap Refleksi
Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi (reflecting). Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah "memantul.” Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga tampak jelas penglihatannya, baik kelemahan dan kekurangannya.
Jika penelitian dilakukan secara individu, maka kegiatan refleksi lebih tepat disebut sebagai evaluasi diri. Evaluasi diri adalah kegiatan untuk melakukan introspeksi terhadap diri sendiri. Ia harus jujur terhadap dirinya sendiri dalam mengakui kelemahan dan kelebihannya. Dalam hal ini, guru dan peneliti juga harus mengakui sisi-sisi mana yang telah sesuai dan sisi mana harus diperbaiki. Refleksi atau evaluasi diri baru bisa dilakukan ketika pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan. Refleksi akan lebih efektif jika antara guru yang melakukan tindakan berhadapan langsung atau diskusi dengan pengamat atau kolabolator. Tetapi, jika PTK dilakukan secara sendirian, maka refleksi yang paling efektif adalah berdialog dengan diri sendiri untuk mengetahui sisi-sisi pembelajaran yang harus dipertahankan dan sisi-sisi lain yang harus diperbaiki.