Minggu, 21 Mei 2017

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA 
Jasa (Penelitian Tindakan Kelas) Murah, Lengkap dan Profesional

 Cuma 350ribu sampai-500ribu. 

Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
 
  Arsyad.Maidar G. dkk 1986 Kesusastraan 1. Karunika Universitas Terbuka Jakarta.
Lubis, A. Hamid Hasan. 1985. Membaca. FPBS IKIP : Medan
Drs. Sarimpunan Ritonga, Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis, Apresiasi Karya Sastra.
Tarigan, Hendri Guntur, 1984. Menyimak sebagai sesuatu keterampilan. Angkasa : Bandung. 1986. Pengajaran Kosa Kata. Angkasa : Bandung.
BAB I. MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
Keterampilan berbahasa (language arts, language skills) dalam hal ini dibagi menjadi empat segi yaitu:
  • Keterampilan menyimak (listening skills)
  • Keterampilan berbicara (speaking skiils)
  • Keterampilan membaca (reading skills)
  • Keterampilan menulis (writing skills)
Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut diatas pada dasarnya merupakan satu kesatuan dan catur tunggal.
Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berpikir.
Untuk mendapat keterampilan yang lebih jelas, maka berikut ini akan dibahas sepintas kilas hubungan antara keempat keterampilan itu.
  1. Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung merupakan komunikasi tatap muka atau face to face cominication. (Brooks, 1964:134).
Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat ternyata dari hal-hal berikut ini:
1. Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi), oleh karena itu model atau contoh yang disimak serta direkam oleh sang anak sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.
2. Kata-kata yang akan dipakai serta kita pelajari biasanya ditentukan oleh pengarang (stimuli) yang ditemui, misalnya: kehidupan desa,kota dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam penyampaian gagasan-gagasanya.
3.Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
4. Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-kata.
5. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids) akan menghasilkan penagkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.
  1. Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat reseprif, bersifat menerima. Bedanya menyimak adalah menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis. Dengan kata lain menyimak menerima informasi dari perkataan berbicara, sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis.
Keterampilan menyimak juga merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektif. Penelitian para pakar atau para ahli telah memperlihatkan beberapa hubungan antara membaca dengan menyimak sebagai berikut:
a. Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh sang guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang siswa untuk menyimak dengan pemahaman.
b. Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan (varbilized learning)
c. Para siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih teratur lagi agar hasil pengajaran itu baik.
d. Kosa kata simak (listening vocabulary) yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
e. Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan membaca (poor reading)
Selagi keterampilan-keterampilan menyimak dan membaca erat berhubungan, maka peningkatan pada yang satu huruf pula menimbulkan peningkatan pada yang lain, kedua-keduanya merupakan proses yang saling mengisi.
Selanjutnya seorang pakar lain mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
*.Baik membaca maupun menyimak menuntut dari para siswa pemilikan suatu kesiapan kecakapan. Hal ini mencakup kedewasaan mental, kosa kata kemampuan mengikuti urutan ide-ide, dan minat terhadap bahasa
*.Baik dalam membaca maupun menyimak biasanya kata bukanlah merupakan kesatuan pemahaman terhadap frase,kalimat,dan paragraph.
* Membaca maupun menyimak dapat berlangsung dalam situasi-situasi individual atau social.
* Untuk meningkatkan hasil yang hendak dicapai dalam membaca, maka seyogianyalah setiap keterampilan menyimak diikuti oleh kegiatan membaca yang sesuai dengan tujuan menyimak tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar