Sabtu, 27 Mei 2017

TUJUAN, DAN MANFAAT PTK

TUJUAN, DAN MANFAAT PTK 

Jasa (Penelitian Tindakan Kelas) Murah, Lengkap dan Profesional


 Cuma 350ribu sampai-500ribu. 

Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
   


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sertifikasi guru menjadi suatu titik perhatian yang sangat menarik dan menyedot konsentrasi serta energy banyak orang dilingkungan pendidikan. Guru dituntut untuk memiliki dan menampilkan kinerja secara berkualitas sesuai dengan bidang tugasnya. Standar Nasional Pendidikan (2005) telah menegaskan bahwa guru harus memiliki kompetensi kepribadian, pedagogis. Professional dan sosial.
Salah satu dari 4 komponen tersebut yang berkaitan langsung dengan proses inovasi gaya pembeljaran adalah kompetensi professional yaitu kemampuan guru melakukan penelitian sederhana. Salah satu bentuk penelitian yang sederhana yang dapat dilakukan guru didalam proses pembelajaran yakni “Penenlitian Tindakan Kelas”. Yang didalamnya terdapat karakteristik, tujuan dan manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas.
1.2  Rumusan Masalah
  1. Bagaimana Karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas?
  2. Bagaimana Tujuan dari PTK?
  3. Apa Manfaat dari PTK?
1.3  Tujuan
  1. Untuk mengetahui Karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas
  2. Untuk mengetahui Tujuan dari PTK
  3. Untuk mengetahui Manfaat dari PTK
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Penelitan Tindakan Kelas
Mencermati definisi Penelitian Tindakan Kelas yang telah dipaparkan di atas, muncul suatu pertanyaan: “Kalau Penelitian Tindakan Kelas didefinisikan seperti itu, maka apa saja karakteristik penelitian tindakan kelas itu? Semua penelitian memang pada dasamya dilakukan dalam upaya untuk memcahkan masalah.Jika dilihat dari masalah yang harus dipecahkan, Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik penting yaitu masalah diteliti untuk dipecahkan harus selalu berangkat dari psrsoalan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehari-hari di kelas.
Jadi, Penelitian Tindakan Kelas akandapat dilaksanakan jika guru sejak awal memang menyadari adanya masalah yang terkait dengan proses dan hasil pembelaj aran yang dihadapi di kelas dan harus dipecahkan. .
Persoalannya adalah tidak semua guru mampu melihat sendiri apa yang sudah dilakukan selama mengajar di kelas. Dapat terjadi guru berbuat kekeliruan selama bertahun-tahun dalam melaksanakan proses pembelajaran, tetapi tidak tahu kalau yang dilakukan itu salah. Bahkan, sangat bolehjadijustru merasa yang dilakukannya selama ini diyakini sebagai seseuatu yang benar.
 Oleh sebab itu, guru dapat meminta bantuan orang lain untuk melihat apa yang selama ini dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelasnya. Di sinilah pentingnya proses kolaborasi atau kerj asama antara guru dengan peneliti.
Dalam konteks seperti itu, guru dapat bekerjasama dengan peneliti dari perguruan tinggi untuk berdiskusi guna mencari dan merumuskan pennasalahan pembelajaran yang selama ini dilakukan di kelas. Dengan kata lain, guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratifdengan peneliti dari perguruan tinggi.
 Dengan kegiatan secara kolaboratif ini akan muncul pemahaman dan kesadaran terhadap kemungkinan adanyan banyak masalah yang telah diperbuat selama guru itu melaksanakan proses pembelaj aran selama  ini Suyanto (1997) menegaskan,jika guru bersedia melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratifdengan para peneliti dari perguruan tinggi, maka banyak manfaat yang akan diperolehnya baik secara profesional maupun secara fungsional untuk meningkatkan karirnya.
 Karya tulis ilmiah semakin diperlukan oleh guru di masa depan. Penelitian tindakan kelas secara kolaboratif akan mampu menawarkan peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru sambil mengajar di kelas sesuai dengan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakannya.
            PTK berbeda dengan penelitian formal, pada umumnya PTK memilki karateristik sebagi berikut:[1]
1.      Fokus peneliti Tindakan yang Praktis
Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk menangani suatu problematika actual pada setting pendidikan. Dengan demikian,para peneliti penelitian tindakan mengkaji isu-isu praktis yang akan menghasilkan keuntungan bagi pendidikan. Isu-isu ini dapat merupakan masalah dari seorang guru di dalam kelas atau sebuah problematika yang melibatkan banyak pendidik dalam gedung lembaga pendidikan. Ini bias merupakan suatu  kebutuhan bagi suatu isu antara sekolah dan masyarakat, sebuah isu dengan suatu kebijakan sekolah atau stuktur yang menghambat kebebasan individu dan tindakan, atau suatu urusan individu di kota-kota kecil dan kota-kota besar. Para peneltian tindakan tidak melakasanakan benuk penelitian ini untuk memajukan pengetahuan untuk kepentingan ilmu pengetahuan akan tetapi untuk memecahkan suatu problem tersebut sifatnya terapan.
2.      Pendidik- Peneliti memiliki kegiatan Praktis
Dalam hal ini para peneliti tindakan terjun ke dalam penelitian partisipatori atau penelitian self reflektif  di mana mereka mengalihkan pendangan pengamatan mereka pada ruang kelas, sekolah , atau praktik-praktik pendidikan mereka sendiri. Karena mereka mengkaji situasi mereka sendiri, mereka merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari suatu bentuk pengembangan diri serta apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki praktik-praktik pendidikan mereka. Dalam refleksi ini para peneliti tindakan menimbang solusi yang berbeda-beda pada problema mereka dan belajar dari menguji ide. Penelitian tindakan yang demikian telah disebut “suatu self refleksi spiral”
3.      Kolaborasi
PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra deng pihak lain, seperti teman sejawat. Jadi dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK. Kolabborasi dalam pelaksanaanny, seperti antara guru dengan rekan sejawat, guru dengan kepala sekolah,guru dengan dosen ataupun guru dengn pengawas.[2]
4.      Suatu proses yang dinamis
Para peneliti PTK yang terjun ke dalam suatu proses yang dinamis meliputi pengulangan kegiatan, seperti suatu ”spiral” dari beberapa kegiatan. Ide penting ialah bahwa peneliti “spiral” kembali maju  mundur diantara refleksi atau merenungkan suatu problema, pengumpulan data, dan tindakan suatu team school-based, misalnya bias mencoba beberapa tindakan setelah merefleksikan atau merenungkan waktu yang paling baik bagi sekolah menengah atas untuk memulai. Merefleksikan,mengumpulkan data,mencoba suatu solusi,dan spiral kembali pada refleksi adalah merupakan bentuk kehiatan dari semua bagian dalam proses PTK. Proses tersebut tidak mengikuti suatu pola linier atau suatu urutan kausal dari problematika ke tindakan.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar