Rabu, 21 Juni 2017

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bahasa Indonesia SD Kelas 1 Semester 2

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bahasa Indonesia SD Kelas 1 Semester 2

 Cuma 350ribu sampai-500ribu. 


Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
 
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Keberhasilan dunia pendidikan memiliki sistem yang relevan dengan pembangunan, baik fisik maupun mental. Adaptasi dan antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibina secara sistematik dan berkesinambungan. Dengan demikian untuk memecahkan masalah  harus dimulai dengan peningkatan  dan pemerataan kualitas tenaga pengajar  dipendidikan dasar.
Pendidikan merupakan wahana pokok bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia, karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan dasar perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Lebih-lebih sekolah dasar yang merupakan pondasi bagi seluruh jenjang pendidikan.
Pada awal pembelajaran bahasa Indonesia aspek mendengarkan di kelas I SD Negeri 1 .,  Kecamatan ., Kabupaten . tahun pelajaran 2009/2010, menemui beberapa hambatan. Penyebab-penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru, serta sarana yang kurang memadai.
Pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek mendengarkan di kelas I semester 2 di SD Negeri 1 .,  Kecamatan . Kabupaten . tahun 2009/2010 mengalami kegagalan. Hal ini ditunjukkan dari 27 siswa hanya 4 orang siswa yang mencapai nilai di atas 75 sehingga presentase ketuntasan belajar hanya 14,8 %. Oleh karena itu penulis bermaksud memperbaikinya melalui Penelitian Tindakan Kelas.
B.       Identifikasi Masalah
Dari pembelajaran mendongeng ini dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut :
  1. Guru  saat mendiskripsikan benda sekitar kurang menarik.
  2. Guru mendongeng tentang kerajaan yang kurang diminati oleh siswa.
  3. Saat mendongeng guru tidak menggunakan media yang dapat menarik siswa.
  4. Guru mendongeng dengan suara kurang menarik perhatian siswa.
  5. Siswa mendengarkan tapi kurang antusias.
  6. Siswa tidak dapat menceritakan dongeng yang telah didengarnya dari guru kepada temannya.
  7. Setelah mendengarkan guru mendongeng siswa tidak dapat menyebutkan isi dongeng.
Semua data yang didapat di atas dapat diperbaiki melalui penelitian tindakan kelas.
C.      Analisis Masalah
Dari masalah di atas peneliti menganalisis bahwa masalah yang perlu ditangani lebih dahulu adalah mengganti dongeng tentang kerajaan sebelum perbaikan dengan dongeng yang lebih menarik perhatian anak, seperti dongeng tentang binatang serta pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran yang lebih tepat yaitu pendekatan komunikatif dan metode lebah berdengung.
D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah tersebut di atas maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana cara menerapkan pendekatan komunikatif dan metode lebah berdengung untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek mendengarkan pada siswa kelas I semester 2 SD Negeri 1 .,  Kecamatan ., Kabupaten . tahun pelajaran 2009/2010?
E.       Tujuan Perbaikan
Penulis melakukan penelitian tindakan kelas ini dengan tujuan untuk :
1.         Mendeskripsikan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek mendengarkan.
2.         Mendeskripsikan metode lebah berdengung dalam pembelajaran bahasa Indonesia  pada aspek mendengarkan.
3.         Mendeskripsikan/menganalisis dampak penggunaan pendekatan komunikatif dan metode lebah berdengung dalam pembelajaran bahasa Indonesia  pada aspek mendengarkan.
F.       Manfaat Perbaikan
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ini adalah :
1.         Bagi siswa :
Siswa dapat meningkat pemahamannya, sehingga hasil ketuntasan belajar siswa meningkat.
2.         Bagi guru :
a.         Menemukan permasalahan yang terjadi pada saat proses belajar mengajar.
b.        Merumuskan pemecahan masalah pembelajaran yang muncul.
c.         Menyusun rencana perbaikan pembelajaran.
d.        Dapat mengukur sampai sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa.
e.         Untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa.
f.         Dapat menentukan cara yang paling efektif dalam mengatasi permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan proses belajar mengajar.
g.        Melaksanakan perbaikan pembelajaran yang telah direncanakan.
h.        Melaporkan hasil perbaikan pembelajaran.
3.         Bagi Institusi Pendidikan :
a.         Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar.
b.        Sebagai bahan diskusi dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di wilayah kerja penelti.


BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.      Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD)
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan mengandung makna. Bahasa memeiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sisial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahsa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
B.       Pendekatan Komunikatif dan Metode Lebah Berdengung
1.      Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa. Pendekatan komunikatif juga mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat ketrampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara dan menulis), mengakui dan menghargai saling ketergantungan bahasa.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatif adalah membentuk kemampuan komunikatif siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia yang mencakup empat ketrampilan, baik menyimak, membaca, menulis maupun berbicara.
Ada beberapa bentuk variasi yang bisa dilakukan oleh guru sehubungan dengan penampilannya dalam kegiatan pembelajaran mendongeng. Bentuk-bentuk variasi tersebut antara lain adalah variasi dalam suara, Variasi dalam gerak anggota badan, variasi dalam dalam posisi guru, mimik, kontak pandang, kesenyapan dan pemusatan perhatian.
2.      Metode Lebah Berdengung
Metode lebah berdengung merupakan metode mengajar yang digunakan dalam mengajarkan materi dongeng. Dalam pelaksanaannya metode lebah berdengung adalah siswa diberi kebebasan dalam mendongeng dengan teman-temannya, baik dengan teman satu bangku maupun dengan teman satu kelompok. Selama proses mendongeng guru mengamati dan memberi motivasi pada siswa untuk mendongeng bebas tanpa rasa takut kepada temannya.
Guru dituntut dapat sedekat mungkin dengan siswa, sehingga tidak ditakuti oleh siswa, dalam pelaksanaannya bisa di luar kelas maupun di dalam kelas, bila di dalam kelas menjadi gaduh dengan suara-suara siswa mendongeng dengan bebasnya, teman yang diajak mendongeng boleh menambah atau ikut mendongeng untuk membantu ingatan temannya yang sedang mendongeng.
Prosedur metode lebah berdengung yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah ;
Pertama,          guru mendongeng dengan menggunakan alat bantu bisa berupa gambar maupun boneka atau alat lain yang dapat menarik perhatian siswa.
Kedua,            memberi penjelasan cara mendongeng yang benar dan runtut.
Keempat,         pelaksanaan mendongeng bebas dengan teman, guru membimbing dan memberi motivasi pada siswa.
Kelima,            siswa disuruh menyebutkan isi dari dongeng yang telah didongengkan oleh guru.
Menurut peneliti kelebihan dari metode ini adalah menjadikan siswa lebih dapat memahami isi dongeng.
C.      Materi Penelitian
Berdasarkan kurikulum KTSP tahun 2006, Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I (satu), maka peneliti mengangkat materi :
Standar Kompetensi   :   5.     Memahami wacana lisan tentang deskripsi benda-benda di sekitar dan dongeng.
Contoh Materi :
dengarkan dongeng ini dengan baik
monyet dan kura kura
monyet sangat kelaparan
monyet hendak mencari makanan
monyet melihat pohon pisang
pohon pisang itu di pulau seberang
monyet tidak dapat berenang
monyet mengajak kura kura
kura kura bersedia mengantar monyet
monyet memanjat pohon pisang
monyet makan pisang sepuasnya
monyet melupakan kura kura
kura kura sangat kecewa
kura kura pergi meninggalkan monyet
monyet baru sadar
ia tidak bisa pulang
ia tidak bisa berenang
itulah akibatnya kalau serakah
dikutip dari buncil dengan pengubahan
D.      Kerangka Berfikir
Keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar salah satunya ditunjang oleh adanya pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, dengan pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap siswa yang peka akhirnya akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
E.       Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir seperti tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara (hipotesis) sebagai berikut :
“Bahwa penerapan pendekatan komunikatif dan metode lebah berdengung terhadap pelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan penguasaan siswa pada materi menyebutkan isi dongeng, siswa kelas I semester 2 SD Negeri 1 .,  Kecamatan ., Kabupaten . tahun pelajaran 2009/2010”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar