CONTOH PTK MATEMATIKA KELAS 1
Cuma 350ribu sampai-500ribu.
Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam perananya
dimasa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan
waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam
keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama,
masyarakat, keluarga dan negara. Merupakan suatu kenyataan bahwa pemerintah
dalam hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab didalam pelaksanaan
pendidikan di Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab
keluarga, sekolah dan masyarakat yang sering disebut dengan Tri Pusat
Pendidikan.
Salah satu keprihatinan yang dilontarkan
banyak kalangan adalah mengenai rendahnya mutu pendidikan atau Out Put yang
dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal. Dalam hal ini yang menjadi
kambing hitam adalah guru dan lembaga pendidikan tersebut, orang tua tidak
memandang aspek keluarga dan kondisi lingkungannya. Pada hal lingkungan
keluarga dan masyarakat sekitar sangat menentukan terhadap keberhasilan
pendidikan.
Memasuki Tri bulan pertama tahun 2006-2007,
ketika diadakan Ulangan Tengah Semester mulai tampak timbul suatu masalah. Sewaktu
ulangan jatuh pada mata pelajaran Matematika begitu naskah dibagikan, sebagian
siswa berteriak-teriak memanggil-manggil ibunya, ada yang garuk-garuk kepala,
juga tidak sedikit yang menangis karena merasa tidak bisa mengerjakan. Akhirnya
nilai yang diperoleh oleh sisa kelas I dalam pelajaran matematika khususnya
dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan
pengurangan. Nilai dari 37 siswa sebagai berikut: (1) 80-100 Amat baik ada 10
siswa =27 %. (2) 55-79 Cukup ada 7 siswa =10 %. (3) 0-54 Kurang ada 20 siswa
=55 %. Dengan kondisi nilai tersebut diatas guru sebagai peneliti merasa
pembelajaran matematika dikelas I krang berhasil.
Selama ini peneliti sudah menggunakan berbagai macam metode
untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, tetapi hasilnya masih belum
memuaskan. Agaknya memang strategi/pendekatan-pendekatan saja belum cukup untuk
menghasilkan perubahan. Meier (2002 : 54) mengatakan bahwa belajar adalah
berkreasi bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah suatu yang diserap oleh
pembelajaran, melainkan sesuatu yang diciptakan oleh pembelajar.
|
Dalam upaya itu siswa perlu guru sebagai pengarah dan
pembimbing. Dalam kelas tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan.
Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dengan alat bantu yang
dikenal siswa disekitarnya, dari pada memberi informasi.memang pendidikan siswa
kelas I Sekolah Dasar masih identik dengan dunia bermain, karena siswa kelas I
belum dapat melepas keterkaitannya dengan pendidikan Taman Kanak-Kanak
sebelumnya, karena itu benda-benda disekitar sekolah sangat membantu proses
pembelajaran siswa.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas peneliti
ingin meningkatkan kemampuan siswa kelas I Sekolah Dasar dalam
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika
dengan bantuan benda-benda kongkrit.
1.2. PERUMUSAN
DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka
perumusan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana penggunaan benda-benda kongkrit
mampu meningkatkan kemampuan siswa kelas I SDN Jimbaran Kulon dalam
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika.
1.2.2. Pemecahan
Masalah
Dengan bantuan benda-benda kongkrit disekitar
sekolah siswa kelas I SD Jimbaran Kulon mampu mengoperasionalkan penjumlahan
dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Berpijak dari permasalahan yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1
Meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan dengan bantuan benda-benda
kongkrit.
1.4. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1.4.1.
Siswa :
-
Mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran matematika.
-
Mempermudah siswa mencari alat bantu pembelajaran
dengan benda-benda kongkrit di sekitar Sekolah.
1.4.2. Guru Sebagai peneliti :
-
Meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan.
-
Menambah nilai angka kredit bagi golongan IV.a ke IV.b.
1.4.3.
Lembaga
-
Memberi sumbangan yang berharga bagi lembaga bahwa
benda-benda disekitar kita dapat dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran.
-
Meringankan beban lembaga karena benda-benda di sekitar
kita mudah dicari dan tidak memerlukan beaya yang mahal untuk membelinya.
1.4.4.
Orang tua siswa
-
Meringankan biaya orang tua siswa karena benda-benda di
sekitar sekolah tidak harus membeli.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1.Pengertian Kemampuan
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, peserta didik,
Guru sebagai pendidik dituntut untuk memiliki kemampan yang baik karena antar
siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik merupakan suatu
interaksi.
Menurut
Purwodarminto. (1988:553) Kemampuan berasal dari kata “Mampu” artinya Kuasa
(bisa, sanggup) melakukan Sesuatu. Dari definisi diatas dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa, kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan untuk melakukan
sesuatu kegiatan.
|
Dari
pendapat diatas alat bantu pembelajaran tidak harus membeli dengan harga-harga
yang mahal dan moderen, tetapi dapat menggunakan benda-benda kongkrit disekitar
sekolah untuk sarana pembelajaran. Pendapat lain juga mengatakan, dalam
pembelajaran pelajaran Matematika kelas I Sekolah dasar konsep dasar yang
digunakan adalah benda-benda kongkrit disekitar sekolah. (Wardhani, 2004:3).
Dengan benda-benda kongkrit disekitar sekolah di gunakan sebagai alat
pembelajaran akan tercipta suasana pendidikan yang PAKEM (Pembelajaran
Aktif Kreatif efektif dan Menyenangkan)
2.2. Pengertian Mengoperasionalkan
Mengoperasionalkan berasal
dari kata “operasi” yang artinya pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan,
maka apabila mengoperasionalkan berarti melaksanakan suatu kegiatan yang telah
direncanakan (Purwodarminto, 1988:627).
Apabila dikaitkan dengan penjumlahan dan pengurangan maka
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan maka melaksanakan suatu kegiatan
menjumlah dan mengurang suatu bilangan. Mengoperasionalkan suatu kegiatan
tidaklah mudah, guru sebagai pendidik harus mampu memilih strategi dan metode
yang tepat untuk melaksanakannya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Hamalik
(2002:11): metode merupakan komponen yang mengandung unsur sub stantif atau
program kurikulum, metode penyajian bahan dan media pendidikan. Tiap jenjang
pendidikan guru memiliki programnya sendiri, sesuai dengan tujuan
institusionalnya yang membutuhkan metode penyampaian dan metode tepat guna,
demi tercapainya mutu lulusan yang baik.
2.3. Pengertian Kongkrit
Kongkret adalah nyata, benar-benar ada ( berwujud, dapat dilihat, diraba
dsb). (Purwodarminto,1988:455)
Kata kongkret biasanya sering
dihubungkan dengan benda-benda, baik benda-benda di rumah, di jalan atau
dilingkungan sekitar. Benda adalah segala yang ada di alam yang berwujud atau
barjasad (bukan roh) misal bola, kelereng, kayu, kerikil dsb.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar