CONTOH PTK MATEMATIKA Kelas II
Cuma 350ribu sampai-500ribu.
Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk
menggunakan akal fikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi
berbagai masalah yang timbul dimasa yang akan datang. Pendidikan juga merupakan
usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Melalui pendidikan yang baik, kita akan mudah mengikuti perkembangan
jaman dimasa yang akan datang, khususnya perkembangan dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia, khususnya pendidikan matematika di sekolah sudah banyak dilakukan. Salah satunya dengan perubahan kurikulum
serta melalui kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan. Namun, sampai saat
ini mutu pendidikan di Indonesia masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan,
baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun hasil belajar siswanya.
Namun demikian matematika
dianggap sebagai pelajaran yang sangat sulit dipahami karena selalu berkaitan
dengan angka rumus. Hal tersebut menjadi penyebab rendahnya hasil belajar
matematika. Pernyataan tersebut didukung dari kenyataan yang ada dilapangan
yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika di MIN Yehsumbul tergolong
rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.
Berdasarkan hasil observasi, rendahnya nilai hasil belajar siswa di MIN
Yehsumbul disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; metode pembelajaran yang
diterapkan di sekolah masih bersifat konvensional dan penggunaan alat peraga/media jarang sekali digunakan, sehingga pemahaman terhadap konsep matematika sulit dicerna. Siswa kurang
dilibatkan dalam proses pembelajaran dan cenderung pasif, terbukti dalam
kegiatan belajar siswa selalu diam saja ketika mendapatkan kesulitan dalam
belajar, siswa selalu menunggu guru untuk diberikan contoh-contoh soal dan cara
pengerjaannya yang benar tanpa mencoba berpikir untuk menggali dan membangun
idenya sendiri, siswa tidak pernah mengajukan pertanyaan yang dianggap kurang
dimengerti dan siswa tidak berani menjawab pertanyaan serta mempresentasikan
jawaban di depan kelas. Karena
itu metode ini lebih baik jika diubah dengan metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar
mengajar yang produktif.
Menurut informasi yang diberikan oleh guru di MIN Yehsumbul
khususnya kelas IIB, terdapat
permasalahan yang dihadapi oleh siswa yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah matematika pada perkalian bilangan cacah. Terlihat dalam mengerjakan soal, siswa tidak mengerti apa yang harus dilakukan
untuk menghitung perkalian dengan cara yang lebih mudah, tidak bisa merencanakan bagaimana cara
menyelesaikan (menemukan pola atau rumus matematika), menyelesaikan rencana (mengerjakan jawaban), dan memeriksa
kembali jawaban yang telah diperoleh. Pernyataan tersebut didukung pula pada hasil nilai ulangan harian siswa pada perkalian
pada bilangan cacah, yaitu dari
24 siswa, hanya 11 siswa tuntas belajar (sesuai SKM yaitu ≥ 60), sedangkan 13 siswa tidak tuntas belajar. Jadi prosentase ketuntasan belajar siswa di
kelas IIB yaitu siswa yang
tuntas belajar sekitar 45,83%
dan yang tidak tuntas belajar sekitar 54,17 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar