Jumat, 16 Juni 2017

PTK MATEMATIKA

Cuma 350ribu sampai-500ribu. 


Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)
    

1.1.  LATAR BELAKANG MASALAH
             Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam perananya dimasa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. Merupakan suatu kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab didalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat yang sering disebut dengan Tri Pusat Pendidikan.
 Salah satu keprihatinan yang dilontarkan banyak kalangan adalah mengenai rendahnya mutu pendidikan atau Out Put yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal. Dalam hal ini yang menjadi kambing hitam adalah guru dan lembaga pendidikan tersebut, orang tua tidak memandang aspek keluarga dan kondisi lingkungannya. Pada hal lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar sangat menentukan terhadap keberhasilan pendidikan.
 Memasuki Tri bulan pertama tahun 2006-2007, ketika diadakan Ulangan Tengah Semester mulai tampak timbul suatu masalah. Sewaktu ulangan jatuh pada mata pelajaran Matematika begitu naskah dibagikan, sebagian siswa berteriak-teriak memanggil-manggil ibunya, ada yang garuk-garuk kepala, juga tidak sedikit yang menangis karena merasa tidak bisa mengerjakan. Akhirnya nilai yang diperoleh oleh sisa kelas I dalam pelajaran matematika khususnya dalam mengoperasionalkan penjumlahan  dan pengurangan. Nilai dari 37 siswa sebagai berikut: (1) 80-100 Amat baik ada 10 siswa =27 %. (2) 55-79 Cukup ada 7 siswa =10 %. (3) 0-54 Kurang ada 20 siswa =55 %. Dengan kondisi nilai tersebut diatas guru sebagai peneliti merasa pembelajaran matematika dikelas I krang berhasil.
Selama ini peneliti sudah menggunakan berbagai macam metode untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Agaknya memang strategi/pendekatan-pendekatan saja belum cukup untuk menghasilkan perubahan. Meier (2002 : 54) mengatakan bahwa belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah suatu yang diserap oleh pembelajaran, melainkan sesuatu yang diciptakan oleh pembelajar.
2
 
Pembelajaran terjadi ketika seseorang pembelajar  memadukan pengetahuan dan keterampilan baru kedalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar berharfiah adalah menciptakan makna baru, sejauh ini pendidikan kita didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan strategi belajar baru yang memberdayakan siswa sebuah strategi belajar tidak mengharuskan siswa menghafalkan fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
Dalam upaya itu siswa perlu guru sebagai pengarah dan pembimbing. Dalam kelas tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dengan alat bantu yang dikenal siswa disekitarnya, dari pada memberi informasi.memang pendidikan siswa kelas I Sekolah Dasar masih identik dengan dunia bermain, karena siswa kelas I belum dapat melepas keterkaitannya dengan pendidikan Taman Kanak-Kanak sebelumnya, karena itu benda-benda disekitar sekolah sangat membantu proses pembelajaran siswa.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas peneliti ingin meningkatkan kemampuan siswa kelas I Sekolah Dasar dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika dengan bantuan benda-benda kongkrit.
1.2. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1.      Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana penggunaan benda-benda kongkrit mampu meningkatkan kemampuan siswa kelas I SDN Jimbaran Kulon dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika.
1.2.2.   Pemecahan Masalah
Dengan bantuan benda-benda kongkrit disekitar sekolah siswa kelas I SD Jimbaran Kulon mampu mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika.
1.3.  TUJUAN PENELITIAN
Berpijak dari permasalahan yang diteliti maka tujuan  penelitian ini  adalah:
1.3.1        Meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan dengan bantuan benda-benda kongkrit.
1.4. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1.4.1. Siswa :
-    Mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran matematika.
-    Mempermudah siswa mencari alat bantu pembelajaran dengan benda-benda kongkrit di sekitar Sekolah.
1.4.2. Guru Sebagai peneliti :
-                           Meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan.
-                           Menambah nilai angka kredit bagi golongan IV.a ke IV.b.
1.4.3. Lembaga
-    Memberi sumbangan yang berharga bagi lembaga bahwa benda-benda disekitar kita dapat dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran.
-    Meringankan beban lembaga karena benda-benda di sekitar kita mudah dicari dan tidak memerlukan beaya yang mahal untuk membelinya.
1.4.4. Orang tua siswa
-    Meringankan biaya orang tua siswa karena benda-benda di sekitar sekolah tidak harus membeli.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar