Jumat, 02 Juni 2017

Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Serta Karakteristiknya

Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Serta Karakteristiknya

 Cuma 350ribu sampai-500ribu. 

Hubungi Kami di 081222940294 (SMS/WA)

 

A. Konsep Dasar PTK
Salah satu ciri guru yang berhasik (efektif) adalah bersifat reflektif. Guru yang demikian selalu belajar dari pengalaman, sehingga dari hari ke hari kinerjanya menjadi semakin baik (Arends, 2002). Di dalam melakukan refleksi, guru harus memiliki kemandirian dan kemampuan menafsirkan serta memanfaatkan hasil-hasil pengalaman membelajarkan, kemajuan belajar mengajar, dan informasi lainnya bagi penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara berkesinambungan. Disinilah letak arti penting PTK bagi guru. Kemajuan dan perkembangan IPTEK yang demikian pesat harus diantisipasi melalui penyiapan guru-guru yang memiliki kemampuan meneliti, sekaligus mampu memperbaiki proses pembelajarannya.
Beberapa alasan lain yang mendukung pentingnya PTK sebagai langkah yang tepat untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pendidikan, antara lain:
  1. Guru berada di garis depan dan terlibat langsung dalam proses tindakan perbaikan mutu pendidikan.
  2. Guru terlibat dalam pembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitiannya.
  3. Melaui PTK guru menyelesaikan masalah, menemukan jawab atas masalahnya, dan dapat segera diterapkan untuk melakukan perbaikan.
B. Pengertian PTK
Berdasakan berbagai sumber seperti Mettetal (20030; Kardi (2000), dan Nur (2001), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research (CAR) didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dalam model penelitian ini, si peneliti (guru) bertindak sebagai pengamat (observer) sekalligus sebagai patisipan.
Dengan demikian PTK tidaklah sekedar penyelesaian masalah, melainkan terdapat pula misi perubahan dan peningkatan. PTK bukanlah penelitian yang dilakukan terhadap seseorang, melainkan penelitian yang dilakukan oleh praktisi terhadap kinerjanya untuk melakukan peningkatan dan perubahan terhadap apa yang sudah mereka lakukan. PTK bukanlah semata-mata menerapkan metode ilmiah di dalam pembelajaran atau sekedar menguji hipotesis, melainkan lebih memusatkan perhatian pada perubahan baik pada peneliti (guru) maupun pada situasi di mana mereka bekerja.
Dengan mengikuti alur berpikir itu, PTK menjadi penting karena membantu mereka dalam hal: memahami lebih baik tentang pembelajarannya, mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, sekaligus dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan belajar siswanya. Saat seorang guru melakukan PTK berarti guru telah menjalankan misinya sebagai guru profesional, yaitu: (1) membelajarkan, (2) melakukan pengembangan profesi berupa penulisan karya ilmiah dari hasil PTK, sekaligus (3) melakukan ikhtiar untuk peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran sebagai bagian tanggungjawabnya.
C. Prinsip-Prinsip PTK
Prinsip-prinsip yang mendasari pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut:
  1. PTK merupakan kegiatan nyata yang dilakukan di dalam situasi rutin. Oleh karena itu peneliti PTK (guru) tidak perlu megubah situasi rutin/alami yang terjadi. Jika PTK dilakukan di dalam situasi rutin hasil yang di peroleh dapat digunakan secara langsung oleh guru tersebut.
  2. PTK dilakukan sebagai kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja peneliti (guru) yang bersangkutan. Guru melakukan PTK karena menyadari adanya kekurangan di dalam kinerja dan karena itu ingin melakukan perubahan.
  3. Pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan tiga hal. Pertama, guru perlu perlu menyadari dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran yang baru, selalu ada kemungkinan hasilnya tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Kedua, siklus tindakan dilakukan degan selaras dengan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan, khususnya dari segi pembentukan kompetensi yang dicantumkan dalam Standar Isi, yang sudah dioperasionalkan dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Ketiga, penetapan siklus tindakan dalam PTK mengacu pada penguasaan kompetensi yang ditargetkan pada tahap perencanaan. Jadi pedoman siklus PTK bukan ditentukan oleh ketercukupan data yang diperoleh peneliti, melainkan mengacu kepada seberapa jauh tindakan yang dilakukan itu sudah dapat memperbaiki kinerja yang menjadi alasan dilaksanakan PTK tadi.
  4. PTK dapat dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang dilakukan dengan menganalisis kekuatan (S = Strength) dan kelemahan (W = Weaknesses) yang dimiliki, dan faktor eksternal dari luar yaitu peluang atau kesempatan yang dapat diraih (O = Opportunity), maupun ancaman (T = Treath). Empat hal tersebut dapat dipandang dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan.
  5. Meode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpelang mengganggu proses pembelajaran. PTK sejauh mungkin menggunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru dan ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh. Oleh karena itu perlu dikembangkan teknik-teknik perekaman yang cukup sederhana, namun dapat menghsilkan informasi yang cukup berarti dan dapat dipercaya.
  6. Metode yang digunakan harus cukup reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang dikemukakannya. Oleh karena itu, meskipun pada dasarnya memperbolehkan kelonggaran, namun penerapan asas-asas dasar tetap harus dipertahankan.
  7. Masalah penelitian yang dipilih guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukanya. Pendorong utama pelaksanaan PTK adalah komitmen profesional untuk memberikan layanan terbaik kepada siswa.
  8. Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten, memiliki kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkan anak-anak manusia, PTK juga hadir dalam suatu konteks organisasional, sehingga penyelenggaraannya harus mengindahkan tata krama kehidupan berorganisasi.
  9. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom- exceeding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan/atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar